JAKARTA, KOMPAS.com - Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat unggul di TPS 1, Jalan Daha, Selong, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
TPS 1 merupakan TPS tempat calon wakil gubernur DKI Sandiaga Uno mencoblos bersama keluarganya, Rabu (15/2/2017).
Basuki-Djarot memperoleh suara sebanyak 225 suara. Pasangan cagub cawagub Anies Baswedan dan Sandiaga Uno mendapatkan suara sebanyak 126 suara.
Sementara, pasangan calon Agus Yudhoyono dan Sylviana Murni mendapatkan 12 suara. Ada 10 suara yang tidak sah di TPS 1 itu.
Tadi pagi, Sandiaga mencoblos di TPS itu bersama kedua orangtuanya Henk Uno dan Mien Uno.
Sandi juga mencoblos bersama istrinya, Nur Asia dan dua anaknya, Atheera Uno dan Amyra Uno.
Sebelumnya, Sandiaga Uno merasa yakin akan unggul dibandingkan tiga pasangan calon lain di TPS 1, Jalan Daha, tempat dia mencoblos.
Sandi mengatakan ibunya, Mien Uno, sudah berupaya mengampanyekan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno di lingkungan mereka.
"Ha-ha-ha, mudah-mudahan menang (di TPS sendiri). Ibu saya sudah bekerja keras berkampanye di wilayah ini karena saya fokus di beberapa plot kerja saya," ujar Sandiaga.
Kompas TV Begitu berharganya suara Anda dalam pilkada serentak, tapi bukan berarti pilihan politik bisa dengan mudah digadai dengan uang. Di saat masa tenang, dugaan praktik politik uang rawan terjadi. Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh menerima laporan warga, mendapat surat undangan pemberitahuan pemungutan suara yang di dalamnya terselip uang sebesar Rp 100 ribu. Indikasi praktik politik uang yang mengarahkan pemilik suara untuk memilih salah satu pasangan calon diduga terjadi di Yogyakarta. Panitia Pengawas Pemilu Kulon Progo, Yogyakarta, tengah berkooridnasi dengan polisi dengan bukti uang dan kalender bergambar salah satu pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kulon Progo. Sementara di Jakarta demi menangkal praktik politik uang di Pilkada DKI Jakarta, Kapolda Metro Jaya Irjen M Iriawan membentuk tim gabungan operasi tangkap tangan money politics atau OTT politik uang. Kepolisian akan menindak secara hukum bagi siapa saja yang terbukti memberi atau menerima uang untuk mengarahkan suara pada salah satu paslon di hari pemungutan suara. Ketua Bawaslu DKI Jakarta juga mengimbau masing-masing paslon beserta tim suksesnya agar tidak melakukan hal yang dapat mencederai Pilkada 2017. Tak hanya butuh pengawasan, kewaspadaan akan praktik politik uang di penyelenggaraan pilkada serentak, 15 Februari mendatang juga membutuhkan kewaspadaan di segala lini, termasuk dari Anda, para pemilik suara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.