Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petugas Pasukan Oranye dan Biru Bicara tentang Gaji Mereka...

Kompas.com - 04/03/2017, 11:03 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada Kamis (2/3/2017) kemarin, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengumpulkan petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) atau yang lebih dikenal "pasukan oranye".

Bersama dengan satuan petugas dari pegawai harian lepas (PHL) Dinas Sumber Daya Air, mereka sengaja dikumpulkan untuk disuguhi berbagai hiburan guna melepas sejenak penat setelah lelah bekerja.

Petugas PPSU mulai aktif pada 2016 lalu. Mereka dibentuk untuk bertugas dalam penanganan berbagai permasalahan yang ada di permukiman warga, dari mulai membersihkan selokan yang mampet, membetulkan lampu penerangan yang rusak, ataupun memangkas pohon-pohon.

Petugas PPSU disebar per kelurahan. Jumlahnya mencapai minimal 70 orang per kelurahan. Mereka digaji setara upah minimum provinsi (UMP) yang berlaku pada tahun tersebut. Saat ini, gaji petugas PPSU Rp 3,3 juta, mengacu kepada nilai UMP DKI 2017.

Parjono (48) adalah salah seorang petugas PPSU yang bertugas di Kelurahan Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan. Tahun ini adalah tahun keduanya bertugas.

Saat ditemui Kompas.com, Jumat (4/3/2017), ayah tiga anak ini menceritakan asal mulanya ia bergabung menjadi petugas PPSU.

Sebelum bergabung menjadi petugas PPSU, Parjono mengaku sudah banyak menekuni pekerjaan dari berbagai bidang. Mulai dari pekerja bangunan, petugas keamanan, petugas kebersihan, office boy, dan pelayan pengantar makanan di tempat hiburan.

KOMPAS.com/Kahfi Dirga Cahya Szeimy dan Sigit R, petugas PPSU Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (3/3/2017).
Menurut Parjono, dibanding pekerjaan yang dulu, gaji yang diterimanya sebagai petugas PPSU adalah yang paling besar karena ia tak perlu lagi mengandalkan uang tips seperti yang dulu dilakukannya.

"(Gaji PPSU) kalau dibandingkan di diskotek ya jauh (lebih besar). Diskotek kecil cuma uang tipsnya banyak. Kita tiap jalan satu menit aja ada harganya," ujar Parjono.

Namun, Parjono menggarisbawahi bahwa gaji yang lebih besar diterimanya sebagai petugas PPSU juga dibarengi dengan harga kebutuhan hidup yang juga ikut naik.

"Dulu (di tempat kerja yang lama) itu walaupun kecil kan harga-harga juga belum melambung tinggi. Sekarang walaupun gaji gede, pengeluaran juga gede," ucap Parjono.

Kendati demikian, Parjono mengaku sudah cukup senang bekerja sebagai petugas PPSU. Selain karena pembayaran gaji yang tepat waktu, ia menyebut pekerjaan sebagai petugas PPSU sudah pas dengan usianya saat ini.

"Ya karena saya sudah ke mana-mana (melamar kerja) tapi kepentok umur. Kebetulan di keluarahan ada lowongan PPSU ini saya masuk. Alhamdulillah banget," kata pria kelahiran Solo, Jawa Tengah ini.

Lain Parjono, lain pula Izul Wardana (21), salah seorang petugas PPSU asal Kelurahan Jatinegara, Cakung, Jakarta Timur. Ia mengaku memang berminat bergabung karena jumlah gaji yang lebih besar dari tempat kerjanya yang lama.

Izul baru bergabung menjadi petugas PPSU pada tahun pertama saat 2016 lalu. Saat itu, gaji yang diterimanya berjumlah Rp 3,1 juta.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com