Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Lumayan Juga Dipercaya Hampir 43 Persen Orang Jakarta

Kompas.com - 06/03/2017, 22:21 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, bersyukur masih dipercaya masyarakat Jakarta dengan meraih hampir 43 persen suara pada putaran pertama Pilkada DKI 2017.

Hal tersebut disampaikan Ahok dalam acara "Satu Meja" yang ditayangkan Kompas TV, Senin (6/3/2017) malam.

Mulanya, Ahok ditanya apakah hasil 42,96 persen yang didapat pada putaran pertama sudah sesuai ekspektasi atau tidak. Lalu Ahok menjawab, bahwa ada yang menyarankan kepadanya agar membayar jasa konsultan supaya bisa lolos hingga putaran kedua pilkada.

Namun, Ahok mengatakan dia ingin mencoba tanpa menggunakan konsultan.

"Lalu saya bilang begini, saya justru mau lihat kalau enggak pakai ini-itu, dapatnya berapa begitu. Ternyata lumayan juga, dipecaya orang Jakarta masih 40 (persen), hampir 43 sebenarnya," kata Ahok.

Ahok mengatakan, seluruh partai pendukung bekerja solid, meski tidak semua bekerja penuh. Sebab, kerja partai pendukung juga dibatasi dengan keterbatasan anggaran.

Ahok juga tak mau terlalu banyak kegiatan yang malah cenderung tidak efektif. Sebenarnya, Ahok merasa yakin warga Jakarta puas dengan kinerjanya.

"Yang jadi masalah itu kan orang tiba-tiba menganggap saya itu musuhnya Islam, musuhnya ulama, kan itu (isu) yang dilempar ke lapangan," ujar Ahok.

Dalam kesempatan itu, Ahok mengatakan yakin jika tidak ada masalah di tingkat kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS), partisipasi pemilih di Ibu Kota bisa lebih dari 77 persen.

"Kalau tidak dibatasi orang milih, saya kira bisa nyentuh 80 persen partisipasi pemilih," ujar Ahok.

(Baca: Non-aktif sebagai Gubernur DKI, Ahok Acungkan Dua Jari)

Mantan Bupati Blitung Timur itu menyoroti terbatasnya waktu mencoblos untuk pemilih tambahan di atas pukul 12.00 sampai pukul 13.00. Menurut Ahok, ada petugas KPPS yang tidak mengerti mengenai aturan ini.

"Ada oknum KPPS yang katanya dia enggak mengerti aturan. Sampai jam 1 (13.00) tidak boleh pilih. Itu kan membatasi hak pilih orang sebetulnya," ujar Ahok.

Kompas TV Menjelang putaran kedua pilkada DKI Jakarta, partai politik pendukung Ahok-Djarot dan Anies-Sandi terus bergerilya mencari dukungan dari partai politik yang sebelumnya mengusung Agus-Sylvi. Bahkan, kini muncul keinginan menghidupkan kembali koalisi kekeluargaan yang pernah muncul sebelum pilkada untuk melawan Ahok. Ke manakah PKB, PAN, dan PPP mengalihkan dukungannya? Kompas Malam akan membahasnya dengan Wakil Sekjen DPP PKB Daniel Johan, Sekjen DPP PAN Eddy Soeparno, dan Wakil Sekjen DPP PPP Ahmad Baidowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Megapolitan
Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Megapolitan
Pesinetron 'Tukang Bubur Naik Haji' Rio Reifan Positif Sabu

Pesinetron "Tukang Bubur Naik Haji" Rio Reifan Positif Sabu

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Megapolitan
Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Megapolitan
Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Megapolitan
Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Megapolitan
Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com