Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikrar Perdamaian yang Dilanggar di Manggarai...

Kompas.com - 07/03/2017, 09:55 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ikrar yang pernah diucap dan jabat tangan damai antara warga Manggarai dengan warga Tambak beberapa waktu lalu ternyata tak bisa menghentikan aksi tawuran.

Minggu (5/3/2017) sore tawuran kembali pecah di Manggarai, menewaskan dua orang pelajar. Aksi balasan terjadi tak lebih dari 24 jam sesudahnya yakni pada Senin (6/3/2017) sore dan membuat tiga orang dirawat di rumah sakit akibat terkena senapan angin.

Warga Tambak dan Manggarai pernah membuat aksi damai beberapa tahun silam. Setelah ada aksi damai itu tawuran antar-warga sempat tak terjadi di sana. Namun, entah bagaimana, pada 2016, tawuran kembali terjadi lagi dan berulang.

Maka pada 26 Desember 2016, Polres Metro Jakarta Pusat dan Polres Metro Jakarta Selatan mengumpulkan warganya untuk bertemu dan sebuah forum. Di sana ada pengurus RT/RW, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tokoh pemuda dari dua wilayah yang berseberangan ini.

Tak ada yang tahu mengapa tawuran begitu sering terjadi. Yang pasti, aksi selalu dipicu oleh suara petasan.

"Warga Manggarai dengan Tambak ini kan cuma berbatasan jalan, kurang elok hidup berdampingan tapi lebih banyak dijaga aparat kepolisian, kalau tawuran terus kasihan warga yang berdagang," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Iwan Setiawan waktu itu.

Tak berapa lama usai pertemuan itu, warga kembali tawuran. Pada 9 Januari 2017, Polsek Tebet mengumpulkan para pemuda yang ditengarai sebagai penggerak tawuran. Achong, M Raka, Adam, Hasan, Ajad, Kamal, diminta menandatangani ikrar perdamaian yang berisi mereka tidak akan mengulangi perbuatannya dan siap diproses hukum apabila melanggar surat pernyataan yang sudah dibuat. (Baca: Warga Berharap Ada Forum untuk Antisipasi Tawuran di Manggarai)

Jakarta Pusat pun juga melakukan hal yang sama. Wakapolres Metro Jakarta Pusat AKBP Asep Guntur Rahayu mengatakan, polisi dan Pemkot Jakarta Pusat saat ini tengah mengupayakan mediasi.

"Sudah kami upayakan. Dari kemarin malam Pak Kapolres (Metro Jakarta Pusat Kombes Dwiyono) sudah bertemu dengan tokoh masyarakat, Pak Wali Kota (Jakarta Pusat Mangara Pardede) pun hadir. Sedang diupayakan penyelesaian konfliknya. Ini sedang berproses," ujar Asep, Senin.

Mediasi tidak hanya dilakukan oleh Pemkot Jakarta Pusat dan Polres Metro Jakarta Pusat, tetapi juga Pemkot Jakarta Selatan dan Polres Metro Jakarta Selatan. Sebab, wilayah tersebut merupakan perbatasan. Asep menyampaikan, tawuran di Manggarai terjadi karena adanya konflik sosial.

KOMPAS.com/NURSITA SARI Suasana pasca-tawuran di Manggarai, Jakarta Selatan, Senin (6/3/2017). Polisi masih tampak berjaga di lokasi.
Membangun komunikasi

Ketua RW 06 Kelurahan Pegangsaan (wilayah Tambak), Taufik Hidayat, berharap pemerintah dan polisi memfasilitasi forum komunikasi antara kedua belah pihak. Forum komunikasi itu diharapkan mampu mengantisipasi terjadinya tawuran antar-warga di sana.

"Salah satu untuk antisipasinya, paling enggak memang harus ada forum itu antara warga pemuda Tambak dan Manggarai," ujar Taufik, di Jalan Tambak.

Selain forum komunikasi, warga juga meminta dilakukan kegiatan bersama untuk menjalin hubungan baik di antara mereka. Warga juga meminta pemerintah membangun pagar pembatas agar lebih aman.

Dengan upaya-upaya tersebut, diharapkan kedua belah pihak akan berdamai. Adapun Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan jika polisi sudah memfasilitasi pertemuan, seharusnya warga bisa menahan diri untuk tidak saling serang. Polisi berperan dalam tindak preventif dan represif.

"Yang ikut pertemuan siapa? Yang tinggal di sana siapa? Seharusnya mereka-lah yang menciptakan kondisi," ujar Argo.

Saat ini polisi telah memeriksa lima saksi terkait kematian dua pelajar dalam tawuran. Polisi masih bersiaga di lokasi mencegah tawuran susulan. (Baca: Kronologi Tawuran di Manggarai pada Senin Sore)

Kompas TV Ini adalah tawuran yang terjadi di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan. Seperti yang terlihat ada satu orang membawa senapan angin, merangsek di tengah kerumunan. Dari senapan inilah diduga satu orang meninggal dan sejumlah orang lain terluka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com