Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Enggan Pindah ke "Loksem", Pedagang Pasar Senen Berjualan dalam Mobil

Kompas.com - 15/03/2017, 20:52 WIB
Dea Andriani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Para pedagang Pasar Senen yang menjadi korban kebaran beberapa waktu lalu kini berdagang dalam mobil di sekitar lahan parkir pasar tersebut.

Mereka enggan berpindah ke lokasi sementara (loksem) yang berada di blok 5. “Sebenarnya disedian (loksem) tapi bapak (suami) enggak mau ambil karena tempat di sana (blok 5) itu kecil,” ujar seorang pedagang, Srikandi (38), saat ditemui Kompas.com di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Rabu sore (15/3/17).

(Baca juga: Tempat Penampungan Sementara untuk Pedagang Pasar Senen Sudah Disiapkan)

Srikandi mulai berjualan di mobilnya sejak awal Maret lalu. Ia setiap hari datang ke pasar sekitar pukul 10.00 dan pulang ke rumah pada sore hari.

Menurut dia, berdagang di dalam mobil menguntungkan karena lebih terlihat oleh orang yang lalu lalang.

Sebelumnya, Srikandi berdagang di blok 1 yang terbakar pada 19 Januari lalu. Ia bersama suaminya berjualan jas grosir yang diproduksi sendiri di Perkampungan Industri Kecil (PIK) Cakung, Jakarta Timur.

“Saya pulang-pergi paling bayar parkir saja, tetapi ada (pedagang) yang (mobilnya) nitip ke orang untuk nginap. Biasanya bayar Rp 65.000 (per malam) untuk dijagain,” ujar Srikandi.

(Baca juga: Bank DKI Kesulitan Beri Pinjaman Modal ke Pedagang Pasar Senen)

Sementara itu, serah terima kunci loksem telah dilaksanakan pada 10 Maret 2017. Berdasarkan pantauan Kompas.com, beberapa pedagang yang berada di loksem terlihat masih membenahi kios masing-masing.

Kebakaran di Pasar Senen terjadi di blok 1 dan 2 pada Kamis, (19/1/17) pada pukul 04.20 WIB. Kebakaran diduga terjadi karena korsleting.

Kompas TV Polisi Olah TKP Kebakaran Pasar Senen
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com