CIANJUR, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan tiga Sandiaga Uno menganggap ada intervensi pendukung salah satu pasangan calon terkait pemanggilannya oleh Polda Metro Jaya dalam kasus dugaan penggelapan dalam jual beli tanah.
Ia menyebut pendukung paslon yang dimaksudkannya itu punya kedekatan dengan kekuasaan.
"Saya justru ingin mengimbau pendukung-pendukung salah satu paslon agar jangan menggunakan kedekatan dengan kekuasaan atau kedekatan dengan pimpinan untuk mengambil keunggulan," kata Sandi saat ditemui di sela-sela kegiatannya di Cianjur, Jawa Barat, Kamis (23/3/2017).
Baca: Sandiaga: Warga Jakarta Ingin Pilkada Segera Berlalu
Sandi kembali menegaskan bahwa pelaporan dirinya bernuansa politis. Menurut Sandi, kasus yang kini menyeretnya adalah konflik antara dua orang super kaya yang sama sekali tidak melibatkannya.
Sandi menilai namanya ikut terseret disebabkan statusnya saat ini sebagai cawagub yang tengah bertarung di Pilkada.
"Dua orang super kaya banget enggak ada hubungannya sama warga Jakarta. Tapi dipaksa-paksain kearena saya lagi mengajukan diri," ujar Sandi.
Baca: Sandi: Orang-orang Super Kaya Ingin Lihat Saya Datang ke Polisi
Sandi menyatakan tidak ada sangkut pautnya dirinya dengan kasus pelaporannya itulah yang membuatnya memutuskan tidak memenuhi pemanggilan pertama pada Selasa (21/3/2017). Sebab, kata Sandi, dirinya sudah punya jadwal kampanye yang sudah diatur sejak jauh-jauh hari.
"Kepentingan warga Jakarta tentu lebih penting daripada kepentingan orang super kaya ini," ujar Sandi.
Kendati demikian, Sandi menyatakan sudah mengatur ulang jadwal kampanyenya. Ia pun menyatakan siap memenuhi panggilan polisi jika dipanggil kembali.
"Kita tunjukkan kita warga negara yang patuh hukum dan pasti bekerja sama dengan pihak-pihak kepolisian," kata Sandi.