Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies Sebut Kemiskinan di Jakarta Sudah Ekstrem

Kompas.com - 04/04/2017, 06:57 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengaku mendapatkan pengalaman berharga selama berkampanye dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.

Selama berkampanye, dia melihat kemiskinan yang sangat memprihatinkan di Ibu Kota ini. Salah satu lokasi yang ia kunjungi adalah Kampung Krukut. Di lokasi itu, Anies mengaku sangat terkejut melihat ketimpangan yang ada di Jakarta.

"Lokasinya di Krukut. Kampungya kumuh, kemiskinannya nyata. Di kampung itu warga tinggal berhimpitan," ujar Anies dalam pidato politiknya di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Senin (3/4/2017) malam.

Anies menceritakan, di kawasan tersebut warganya mayoritas tinggal di rumah berukuran 4x6 meter. Dalam satu rumah kecil itu bisa dihuni hingga 8 orang.

Selain masalah perumahan warga, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu juga menyoroti masalah warga Kampung Krukut yang harus mengantre untuk sekedar mandi, cuci, kakus (MCK).

Baca: Anies: Dalam Pilkada Ini Orang Bebas Memilih dengan Alasan Apapun

Di lokasi itu, hanya ada delapan pintu toilet umum yang bisa dipakai warga. Ia pun sangat menyayangkan hal tersebut dapat terjadi di Jakarta. Lebih parahnya lagi, kata dia, Kampung Krukut hanya berjarak empat kilometer dari Balai Kota DKI Jakarta.

"Di Jakarta 70 persen perekonomian Indonesia terkosenterasi, di sini justru menjadi tempat ketimpangan," ucap dia.

Dia pun membandikan pengalamannya ketika menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang terbiasa ke pelosok-pelosok Indonesia. Ia mengaku terbiasa melihat kemiskinan yang berada di pelosok negeri itu.

Namun, menurut dia, kemiskinan di Jakarta lebih parah ketimbang di daerah pelosok Indonesia. Pasalnya, di Jakarta warga yang miskin harus hidup dengan kesendirian dan tidak bisa mengeksplorasi sumber daya alam yang ada.

Baca: Anies: Pilihannya Jelas, Mau Gubernur Pakai DP atau Tanpa DP

"Di sini kemiskinan dalam situasi yang ekstrem. Ini bukan barang baru, Jakarta tahun 70an, ada yang mengatakan Ibu Kota lebih kejam daripada ibu tiri, itu sudah dari dulu dan sekarang Jakarta masih keras. Jakarta masih menjadi tempat ketimpangan," kata Anies.

Anies menilai, permasalahan tersebut bisa teratasi jika pemimpinnya peduli kepada rakyat. Oleh karena itu, dia berjanji jika terpilih menjadi gubernur DKI Jakarta akan menyelesaikan permasalahan tersebut.

"Pertanyaannya sudahkah keadilan itu hadir di Jakarta? Kami hadir, jika diberi amanah akan menghadirkan keadilan bagi seluruh warga Jakarta," ujarnya.

Kompas TV Anies-Sandi Tanda Tangani Kontrak Politik dengan Buruh
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com