Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok dan Niat Terjun ke Dunia Politik

Kompas.com - 10/04/2017, 07:03 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Para kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengikuti semacam kuliah umum dari calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (9/4/2017). Pria yang akrab disapa Ahok itu berbagi pengalamannya selama terjun ke dunia politik kepada kader PSI.

Sejumlah nasihat terkait niat terjun ke politik disampaikan Ahok. Menurut dia, tujuan masuk ke partai politik seharusnya bukan untuk mengejar jabatan melainkan untuk membantu masyarakat.

Pesan pertama yang Ahok sampaikan kepada kader PSI adalah mereka harus dikenal oleh masyarakat dengan cara sering turun ke lapangan dan memberi solusi konkret.

"Pertanyaannya, kalau orang enggak kenal Anda di kota itu, ini masalah. Anda mengaku mau bela rakyat tapi tidak pernah melakukan apapun ke saudara Anda, saya meragukan niat Anda masuk politik," ujar Ahok.

Ahok mengatakan, jabatan awal yang diraih dengan kendaraan partai politik biasanya adalah anggota DPRD. Ahok berpesan kepada kader PSI untuk tidak menempatkan jabatan sebagai tujuan berpolitik walau salah satu cara untuk merealisasikan membantu masyarakat adalah dengan cara memiliki jabatan.

"Tapi kalau enggak terpilih bagaimana? Lho, Anda lupa Anda niatnya apa, niatnya kan melayani orang miskin. Sudah niat baik masih tidak terpilih, lalu Anda marah?" ucap Ahok.

Jika marah, kata Ahok, itu artinya niat orang tersebut hanya untuk mengejar jabatan atau kekuasaan.

Ahok juga bercerita soal niatnya menjadi gubernur DKI Jakarta. Setelah kalah pada pemilihan gubernur Bangka Belitung pada 2007, Ahok memberanikan diri maju pada Pilkada DKI 2012 dan mundur sebagai anggota DPR RI.

"Saya putuskan kalau mau jadi show case, saya harus ke DKI. Kalau balik ke Babel, saya hanya jadi gubernur thok. Niat saya adalah melakukan pembaruan," ujar Ahok.

Ahok mengatakan, dia ingin menunjukkan bagaimana cara dirinya mengurus warga miskin dan ingin menunjukkan bagaimana menjadi pejabat publik yang tidak menerima suap.

"Kalau mau mempertontonkan ini, saya harus di Jakarta," ujar dia.

(baca: Ahok: Kami Butuh Satu Periode Tambahan...)

Ahok pun meminta para kader PSI untuk kembali meluruskan niat mereka masuk terjun ke dunia politik, bukan untuk memperoleh jabatan melainkan untuk mengadministrasi keadilan sosial.

"Saya cerita ini agar Anda tahu niatnya itu apa. Kalau hanya untuk jadi anggota Dewan, Bupati, Gubernur, ya salah," ujar Ahok.

"Visinya harus mau mewujudkan keadilan sosial. Program mah gampang, Anda bisa contek di Jakarta. Bisa Anda copy, tinggal Anda punya nyali atau tidak," kata Ahok.

Kompas TV Ahok Temui Kader PSI
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com