Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandiaga Sebut Karangan Bunga untuk Ahok-Djarot Harus Disikapi Positif

Kompas.com - 05/05/2017, 19:30 WIB
Anggita Muslimah Maulidya Prahara Senja

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com –
 Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, mensyukuri banyaknya pesanan karangan bunga yang diterima penjual bunga. Dia menyampaikan hal itu untuk menanggapi banyaknya pengiriman karangan bunga ke Balai Kota DKI Jakarta, dan institusi lainnya.

“Alhamdulillah karangan bunga ini membuka sebuah tambahan order yang membeludak, patut kita syukuri,” ujar Sandi, saat ditemui usai menghadiri acara Anniversary Recapital di Jakarta, Jumat (5/5/2017).

(baca: Selasa Pagi, Karangan Bunga Ahok-Djarot di Balai Kota Capai 5.016)

Karangan bunga tidak hanya terlihat banyak di Balai Kota DKI Jakarta hingga kawasan Monas, namun juga di halaman Mabes Polri dan Mapolda Metro Jaya.

Sandi menuturkan, sebelum banyak pemesan karangan bunga dia sempat bertemu dan menerima keluhan dari penjual atau perajin karangan bunga mengenai sepinya order.

“Kemarin para perajin bunga menyampaikan keluhan order agak turun karena ekonomi juga melambat,” ucap Sandi.

(baca: Alasan Muri Beri Rekor Karangan Bunga Terpanjang untuk Ahok-Djarot)

Menurut Sandi, banyak penjual bunga yang bergabung dalam program OK-OCE. Dia menilai karangan bunga yang dikirim untuk Ahok-Djarot harus disikapi secara positif.

“Karena ini bentuk apresiasi kepada kepolisian, Pak Basuki, dan Pak Djarot. Ini harusnya kita tanggapi dengan positif,” kata Sandi.

Tren mengirim karangan bunga ini diawali dari banyaknya kiriman bunga untuk mendukung Ahok-Djarot di Balai Kota DKI. Kiriman bunga untuk Ahok-Djarot disusun di depan Balai Kota hingga kawasan Monas.

Karena banyaknya karangan bunga itu, Museum Rekor Indonesia memberikan piagam kepada Ahok-Djarot karena dinilai membuat rekor "parade papan bunga terpanjang".

Kompas TV Fenomena Karangan Bunga Jadi Cara Baru Apresiasi dari Warga
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Fasilitas Publik di Jaktim Sudah Baik, tapi Masih Perlu Pembenahan

Fasilitas Publik di Jaktim Sudah Baik, tapi Masih Perlu Pembenahan

Megapolitan
MRT Jakarta Pastikan Tidak Ada Korban Insiden Jatuhnya Besi Crane ke Jalur Kereta

MRT Jakarta Pastikan Tidak Ada Korban Insiden Jatuhnya Besi Crane ke Jalur Kereta

Megapolitan
KPU Tidak Persoalkan Pemasangan Spanduk hingga Baliho Bacawalkot Bogor Sebelum Masuk Masa Kampanye

KPU Tidak Persoalkan Pemasangan Spanduk hingga Baliho Bacawalkot Bogor Sebelum Masuk Masa Kampanye

Megapolitan
Kaesang Digadang Jadi Cawagub Jakarta, Pengamat: Sekelas Ketua Umum dan Anak Presiden Minimal Cagub

Kaesang Digadang Jadi Cawagub Jakarta, Pengamat: Sekelas Ketua Umum dan Anak Presiden Minimal Cagub

Megapolitan
Penahanan Ditangguhkan, Eks Warga Kampung Bayam Kena Wajib Lapor

Penahanan Ditangguhkan, Eks Warga Kampung Bayam Kena Wajib Lapor

Megapolitan
Warga Dengar Suara Dentuman dan Percikan Api Saat Besi Crane Timpa Jalur MRT

Warga Dengar Suara Dentuman dan Percikan Api Saat Besi Crane Timpa Jalur MRT

Megapolitan
Pemprov DKI Bangun Saluran 'Jacking' untuk Atasi Genangan di Jalan Ciledug Raya

Pemprov DKI Bangun Saluran "Jacking" untuk Atasi Genangan di Jalan Ciledug Raya

Megapolitan
Pemprov DKI Akan Bangun Jalan Tembus Kelapa Gading Timur sampai Terminal Pulo Gadung

Pemprov DKI Akan Bangun Jalan Tembus Kelapa Gading Timur sampai Terminal Pulo Gadung

Megapolitan
Soal Tapera, Pekerja: Gaji Saya Rp 5 Juta, Kalau Dipotong 3 Persen Mau Beli Rumah di Mana?

Soal Tapera, Pekerja: Gaji Saya Rp 5 Juta, Kalau Dipotong 3 Persen Mau Beli Rumah di Mana?

Megapolitan
Polisi Cek TKP Jatuhnya Besi Crane di Jalur MRT Jakarta

Polisi Cek TKP Jatuhnya Besi Crane di Jalur MRT Jakarta

Megapolitan
Bukan Dibebaskan, Eks Warga Kampung Bayam Hanya Ditangguhkan Penahanannya

Bukan Dibebaskan, Eks Warga Kampung Bayam Hanya Ditangguhkan Penahanannya

Megapolitan
Pemkot Bogor Bakal Implementasikan Penggunaan Kendaraan Listrik untuk Seluruh Moda Transportasi

Pemkot Bogor Bakal Implementasikan Penggunaan Kendaraan Listrik untuk Seluruh Moda Transportasi

Megapolitan
KASN Sudah Panggil Supian Suri Berkait Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN

KASN Sudah Panggil Supian Suri Berkait Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN

Megapolitan
Eks Warga Kampung Bayam Ingin Hunian Layak dan Minta Cabut Laporan Polisi

Eks Warga Kampung Bayam Ingin Hunian Layak dan Minta Cabut Laporan Polisi

Megapolitan
Berantas Kemiskinan, Dinsos DKI Minta Pelaku Usaha Ikut Padmamitra Awards DKI Jakarta 2024

Berantas Kemiskinan, Dinsos DKI Minta Pelaku Usaha Ikut Padmamitra Awards DKI Jakarta 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com