Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koalisi Advokasi: Penangkapan Komunitas "Gay" Jadi Preseden Buruk

Kompas.com - 22/05/2017, 14:25 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Koalisi advokasi mengecam penangkapan yang dilakukan kepolisian terhadap terduga anggota komunitas gay di salah satu tempat di Jakarta Utara pada Minggu (21/5/2017).

Sebab, menurut mereka, tindakan yang diduga dilakukan para anggota komunitas gay tersebut termasuk ranah privat.

Koalisi advokasi terdiri atas beberapa lembaga swadaya masyarakat yang konsentrasinya pada bidang bantuan hukum, seperti LBH Jakarta, LBH Masyarakat, LBH Pers, Institute for Criminal Justice Reform, Yayasan Bantuan Hukum Indonesia, dan Arus Pelangi.

"Penangkapan ini adalah preseden buruk bagi kelompok minoritas gender dan seksual lainnya. Penangkapan di ranah paling privat ini bisa saja menjadi acuan bagi tindakan kekerasan lain yang bersifat publik," kata pengacara publik dari LBH Jakarta, Pratiwi Febry, melalui keterangan tertulisnya, Senin (22/5/2017).

(Baca juga: Koalisi Advokasi Kecam Cara Polisi Tangkap Komunitas "Gay")

Pratiwi menyatakan, koalisi advoksi menilai bahwa para terduga anggota komunitas gay yang ditangkap itu diperlakukan secara sewenang-wenang oleh polisi.

Pratiwi menyayangkan tindakan polisi yang memotret anggota komunitas gay dalam kondisi tidak berbusana dan menyebarkan foto tersebut hingga viral, baik melalui pesan singkat, media sosial, maupun pemberitaan.

Oleh karena itu, kata Pratiwi, koalisi advokasi meminta kepolisian untuk tidak menyebarkan data pribadi orang-orang yang saat ini diamankan.

Sebab, menurut dia, tindakan itu merupakan bentuk ancaman keamanan dan pelanggaran hak privasi setiap warga negara.

"Kami juga meminta kepolisian untuk tidak menyebarkan foto dan atau informasi lain yang dapat menurunkan derakat kemanusiaan korban serta memenuhi hak praduga tak bersalah bagi korban dan segera melepaskan para korban serta dipulihkan nama baiknya," ucap Pratiwi.

Dalam penggerebekan komunitas gay di Jakarta Utara, polisi mengamankan 141 pria. Dari 141 pria yang diamankan, polisi untuk sementara menetapkan 10 orang sebagai tersangka.

Mereka adalah CDK (40) pemilik ruko; NA (27), resepsionis dan kasir yang menyiapkan honor bagi para penari; DPP (27), resepsionis dan kasir yang menerima membayaran dari pengunjung; RA (28), security yang menyerahkan honor bagi para penari; SA (29), penari; BY 20), penari; RO (30), personal trainer gym; TT (28), fashion designer; AS (41), pengunjung; dan SH (25), pengunjung.

(Baca juga: Tarif Pesta Kaum "Gay" di Kelapa Gading Berbeda Sesuai Hari dan Paket)

Dari penggerebekan tersebut, polisi menyita barang bukti berupa alat kontrasepsi, rekaman CCTV, fotokopi izin usaha, uang tip striptease, kasur, iklan event 'The Wild One', dan ponsel berisi pesan berantai mengenai event tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Megapolitan
Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke 'Call Center' dan Medsos

Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke "Call Center" dan Medsos

Megapolitan
Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Megapolitan
Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Megapolitan
Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Megapolitan
Kecelakaan yang Libatkan Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ Diselesaikan secara Kekeluargaan

Kecelakaan yang Libatkan Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ Diselesaikan secara Kekeluargaan

Megapolitan
Kronologi 4 Warga Keroyok Mahasiswa yang Beribadah di Kontrakan Tangsel

Kronologi 4 Warga Keroyok Mahasiswa yang Beribadah di Kontrakan Tangsel

Megapolitan
Viral Video Pelecehan Payudara Siswi SMP di Bogor, Pelaku Diduga ODGJ

Viral Video Pelecehan Payudara Siswi SMP di Bogor, Pelaku Diduga ODGJ

Megapolitan
Kronologi Kecelakaan Mobil Yaris di Tol Cijago Depok yang Tewaskan Petugas Kebersihan

Kronologi Kecelakaan Mobil Yaris di Tol Cijago Depok yang Tewaskan Petugas Kebersihan

Megapolitan
Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior Belum Dibawa ke Rumah, Keluarga Hindari 'Beban Mental'

Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior Belum Dibawa ke Rumah, Keluarga Hindari "Beban Mental"

Megapolitan
Polisi Sita 3 Sajam dari Pelaku Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Sita 3 Sajam dari Pelaku Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
Tak Ada Korban Jiwa dalam Kecelakaan Beruntun Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ

Tak Ada Korban Jiwa dalam Kecelakaan Beruntun Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ

Megapolitan
Sopir JakLingko Ugal-ugalan Saat Bawa Penumpang, Komisaris Transjakarta Janji Evaluasi

Sopir JakLingko Ugal-ugalan Saat Bawa Penumpang, Komisaris Transjakarta Janji Evaluasi

Megapolitan
Petugas Kebersihan Tewas Tertabrak Mobil di Km 39 Tol Cijago Depok

Petugas Kebersihan Tewas Tertabrak Mobil di Km 39 Tol Cijago Depok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com