JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ), Iskandar Abubakar menyebutkan fakta mengenai besarnya biaya yang harus dikeluarkan oleh warga Jakarta untuk berpergian dengan kendaraan umum.
"Rata-rata warga Jakarta saat ini mengeluarkan 20 hingga 30 persen penghasilannya untuk (berpergian) transportasi umum," ujar Iskandar di gedung Dinas Perumahan, Jakarta Pusat, Senin (22/5/2017).
Menurutnya, angka ini cukup besar. Oleh sebab itu, pihaknya memiliki target untuk menekan besaran biaya yang harus dikeluarkan warga Jakarta untuk berpergian dengan transportasi umum.
"Harusnya 14 persen (biaya yang dikeluarkan dari total penghasilan) itu sudah angka maksimal," lanjutnya.
Ia menilai, besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk transportasi umum tersebut disebabkan karena pola transportasi di Jakarta yang belum efisien.
"Sistem transportasi kita (Jakarta) tidak efisien dan lambat. Kalau semua terintegrasi akan lebih menekan biaya," sebutnya.
Baca: Pengguna Transportasi Umum di Jakarta Masih Rendah
Seperti diketahui, DTKJ menargetkan 40 persen warga Jakarta menggunakan transportasi umum di tahun 2019. Artinya, perlu dilakukan pengendalian penggunaan kendaraan pribadi sebesar 60 persen.
Untuk mencapai target tersebut, saat ini DTKJ tengah berfokus pada pembentukan kebijakan angkutan umum dan demand management (manajemen permintaan) akan angkutan umum.