JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ), Iskandar Abubakar memaparkan berbagai kendala yang tengah dialami Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dalam meningkatkan minat warga Jakarta untuk menggunakan transportasi umum.
"Setidaknya ada empat kendala utama yang masih dialami Pemprov DKI untuk mencapai target penggunaan transportasi umum sebesar 40 persen di tahun 2019 nanti," ujar Iskandar di gedung Dinas Perumahan, Jakarta Pusat, Senin (22/5/2017).
Menurutnya, kendala pertama adalah pertumbuhan kepemilikan kendaraan pribadi yang sangat tinggi terutama sepeda motor.
"Model transportasi dengan menggunakan kendaraan roda dua ini dianggp sebagai angkutan yang paling efisien. Karena lebih cepat, murah dan door to door service," ucap dia.
Hal kedua yang tak kalah semakin menyulitkan langkah pemerintah meningkatkan ketertarikan warga Jakarta terhadap transportasi umum adalah maraknya layanan angkutan online.
"Pelayanan angkutan semacam ini sebenarnya seperti angkutan pribadi, ini makin hari terbukti makin diminati masyarakat Jakarta khususnya," tambahnya.
Baca: Pengguna Transportasi Umum di Jakarta Masih Rendah
Kendala lain yang tak kalah penting adalah belum optimalnya proses sterilisasi jalur Transjakarta.
"Penyelesaian masalah angkutan umum reguler yang berhimpitan dengan angkutan umum seperti Transjakarta juga masih belum sepenuhnya menemui titik terang," lanjutnya.
Ia mengatakan, adanya aturan mengikat yang membatasi penggunaan kendaraan pribadi juga dinilai menjadi penyebab rendahnya minat warga menggunakan kendaraan umum.
"Belum jelas kapan pelaksanaan dari ERI (Electronic Registration and Identification), ELE (Electronic Law Enforcement) dan ERP (Electronic Road Pricing," sebutnya.