Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Penyebab Penumpang Konflik Saat Berdesakan di Transportasi Umum?

Kompas.com - 18/05/2017, 13:15 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Belakangan ini marak terjadi konflik antar penumpang saat harus berdesak-desakan di trasnportasi umum, khususnya pada jam sibuk.

Menanggapi hal ini, psikolog Liza Marielly Djaprie  menilai bahwa permasalahan terbatasnya alat transportasi umum tak dapat serta merta dijadikan alasan pemantik konflik semacam ini.

"Permasalahannya kalau kita ke luar negeri, yang paling dekat Singapura misalnya, pada jam sibuk pun itu desak-desakaan kalo di MRT, tapi attitude mereka kan juga tidak ada yang sampe begitu toh. Terus dengan kesadaran pribadi kalau ada ibu hamil atau orang tua akan diberi tempat duduk," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (18/5/2017).

Menurutnya, proses yang salah dalam pelepasan emosi seseoranglah yang menyebabkan terjadinya konflik ini.

"Jadi bisa jadi karena tekanan hidup yang berat sehingga masalah menumpuk, mereka itu seakan-akan tanpa sadar melakukan katarsis. Katarsis ini adalah proses pelepasan emosi," tuturnya.

Ia melanjutkan, katarsis ini bisa dilakukan dalam bentuk positif dan negatif. Untuk katarsis positif memang memerlukan kesadaran penuh dari seseorang untuk melakukan terapi-terapi yang membuat emosinya terkendali.

"Kalau yang negatif itu ya seperti yang di angkutan umum itu. Mereka tidak menyadari jika yang dilakukannya itu tidak benar dan hanya bentuk pelampiasan saja," ucapnya.

Baca: Berebut Duduk di KRL, Dua Perempuan Jambak-jambakan

Dok: media sosial Dua wanita saling jambak di dalam KRL seperti terlihat dalam video yang menjadi viral di media sosial.
Liza menambahkan, di tengah kehidupan Jakarta yang penuh tekanan ini, sudah selayaknya setiap orang peka terhadap kondisi jiwanya masing-masing sehingga tidak terjadi ledakan-ledakan emosi yang tidak diperlukan.

"Kalau pemerintah bisa menyediakan transportasi umum yang lebih banyak, nyaman dengan jadwal yang terarur mungkin kondisinya akan lebih baik. Tapi tetap saja, semua itu tergantung bagaimana pengendalian diri seseorang," tambahnya.

Baca: PT KCJ Anggap Penumpang Penuh dan Berdesakan sebagai Tolok Ukur Kesuksesan

Sebelumnya, beredar video yang kemudian viral di media sosial yang menunjukkan dua perempuan di dalam KRL yang saling jambak dan berusaha dilerai oleh penumpang lainnya. Perkelahian itu merupakan buntut dari perebutan tempat duduk di dalam kereta khusus wanita.

Insiden di kereta khsus wanita itu terjadi petang hari, di kereta arah Bekasi dari Jakarta Kota yang penuh sesak. Petugas keamanan yang biasa disiagakan saat itu tengah berada di gerbong lain. Keduanya saling menjambak rambut dan berhasil dilerai setelah sejumlah penumpang memegangi tangan mereka masing-masing.

Kompas TV Perempuan Lanjut Usia Terjepit Antara Gerbong dan Peron
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com