JAKARTA, KOMPAS.com - Peristiwa pemasangan bendera yang diduga ISIS dan surat kaleng di Polsek Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, beberapa hari lalu merupakan teror serius. Dalam surat itu, pelaku mengancam akan membuat Jakarta menjadi kota konflik.
Sebelum peristiwa itu, personel polisi juga menjadi sasaran teror di Masjid Falatehan, Jakarta Selatan.
Personel polisi yang baru selesai menunaikan shalat Isya di masjid tersebut ditusuk dari belakang oleh pria bernama Mulyadi.
Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan, teror-teror itu harus meningkatkan kewaspadaan warga dan kepolisian.
"Itu sebenarnya tantangan, kita harus sama-sama waspada. Kita ciptakan betul Jakarta yang aman, damai, plural tapi diikat oleh ideologi Pancasila," ujar Djarot, di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (5/7/2017).
Djarot menilai ancaman dan teror tersebut justru harus menguatkan persatuan di Jakarta. Dia menegaskan bahwa Jakarta tidak akan bisa dibuat menjadi seperti Marawi, Filipina.
"Jadi kelompok-kelompok ISIS seperti itu, itu tantangan kita, itu bukan teror kalau menurut saya. Makanya jangan takut, kita tidak boleh takut," ujar Djarot.
Jika ada hal mencurigakan, kata Djarot, maka warga diminta segera melapor kepada aparat.
"Saya yakin kok kita bisa menghadapi seperti itu dengan sangat baik," ujar Djarot.
(baca: Djarot: Jakarta Berbeda dengan Marawi )
Respons polisi
Wakil Kepala Polda Metro Jaya Brigjen Suntana juga meminta anggota kepolisian tidak takut dengan teror pemasangan bendera ISIS di Mapolsek Kebayoran Lama.
Suntana mengatakan imbauan serupa sudah disampaikan oleh Kapolri dan Kapolda Metro Jaya.
"Pak Kapolri dan Pak Kapolda sudah mengingatkan kepada anggota untuk tidak perlu takut dengan ancaman teror. Begitu pun dengan masyarakat," ujar Suntana.
Suntana mengatakan teror merupakan perbuatan orang yang ingin menimbulkan kekhawatiran di tengah masyarakat dan ingin menghambat pembangunan.
Oleh karena itu, dia meminta anggota polisi dan masyarakat untuk tidak merasa takut. Meski demikian, kata Suntana, anggota polisi tetap meningkatkan pengamanan untuk antisipasi.
"Cuma kami melaksanakan pengamanan secara lebih, anggota bertugas kami minta lebih dari 1 dan ada body protector. Begitu pun dengan masyarakat tidak usah takut, tetap melakukan kegiatan seperti biasa. Jangan takut dengan ancaman teroris," ujar Suntana.
(baca: Kerap Jadi Sasaran Teror, Polri Gandakan Kekuatan)