JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat senang bisa menggunakan kendaraan umum seperti taksi untuk ke Balai Kota pagi ini. Djarot bercerita bahwa dia mengobrol banyak hal dengan sopir taksi yang dia tumpangi.
"Kami ngobrol begitu ya karena kebanyakan driver itu kan dari daerah. Saya tanya berapa tahun di sini? Dia jawab 10 tahun," ujar Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat (7/7/2017).
Djarot mendengar sopir taksi menceritakan alasannya pindah ke Jakarta. Sopir tersebut mengatakan bahwa gaji di kampung halamannya begitu kecil.
Baca: Djarot Diingatkan Ajudan Tak Boleh Naik Mobil Pribadi
Djarot menasehati sopir tersebut bahwa meskipun gaji kecil, tetapi biaya hidup di daerah tidak begitu besar. Kemudian, sopir tersebut juga menceritakan kondisi hidupnya saat ini.
Dia tinggal di kontrakan berukuran 3x5 meter dengan biaya Rp 800.000 per bulan. Djarot mengatakan dia mendapatkan pelajaran hidup dengan mendengar cerita sopir tersebut.
"Saya banyak belajar, banyak nilai kehidupan yang bisa kami petik. Apa nilai kehidupannya? Ada spirit dan nilai perjuangan bagi dia bahwa memang hidup itu perjuangan," ujar Djarot.
Baca: Turun dari Taksi, Djarot Diadang Seorang Nenek di Balai Kota
Djarot naik taksi ke Balai Kota untuk mengikuti Instruksi Gubernur Nomor 150 Tahun 2013 tentang Penggunaan Kendaraan Umum bagi PNS DKI, PNS dilarang membawa kendaraan pada Jumat pertama setiap bulan. Aturan tersebut berlaku sejak Januari 2014.