Sementara itu, siswa SDN 06 dipindahkan ke SD 11, Mangga Besar, Jakarta Barat. Kepala Sekolah SMPN 22 Baharudin mengatakan, karena menumpang di sekolah lain, dalam pelaksanaan belajar mengajar, siswa SMPN 22 dan SDN 06 mengalami berbagai kendala.
"Jadi yang punya sekolah-sekolahnya pagi, kami baru bisa mulai siang hari sampai sore, di SD (06) juga begitu," ujarnya ketika dihubungi Kompas.com, Jumat (4/8/2017).
Selain itu, lanjutnya, lokasi sekolah sementara tersebut jauh dari rumah sebagian besar siswa sehingga menyulitkan siswa dari segi transportasi.
Atas dasar itu, Baharudin berharap renovasi gedung sekolah lekas diselesaikan demi nyamannya proses belajar mengajar.
Untuk mempercepat rencana renovasi, warga yang masih berada di kawasan sekolah diharapkan segera pindah mengingat program renovasi sekolah sudah masuk dalam APBD 2017.
"Harusnya tahun ini sudah selesai dibangun dan mereka 20 Desember 2017 ini sebenarnya harus jadi dan murid sudah bisa bersekolah lagi di tempat ini," kata dia.
Meski demikian, hingga saat ini 16 kepala keluarga yang tinggal di lingkungan sekolah enggan pindah.
Mereka memanfaatkan lahan sekolah untuk membangun tempat tinggal. Sudah puluhan tahun mereka membangun hunian di lahan sekolah. Mereka enggan pindah selama belum ada hunian pengganti.
"Kami enggak mau rusunawa (rumah susun sederhana sewa) atau rusunami (rumah susun sederhana milik), kalau mau pindahkan ya berikan rumah gratis," ujar seorang warga bernama Klementina Sinura, Kamis (3/8/2017).
https://megapolitan.kompas.com/read/2017/08/04/19461211/renovasi-sekolah-munculkan-kendala-bagi-siswa-smpn-22-dan-sdn-06