Salin Artikel

Gereja yang Sempat Didemo Itu Akan Siap Digunakan Saat Natal

Panitia pembangunan Gereja Santa Clara menargetkan, bangunan gereja yang sempat ditolak keberadaannya oleh sejumlah kelompok masyarakat itu akan digunakan untuk melayani umat Katolik yang merayakan Hari Raya Natal pada Desember 2017 mendatang.

"Pembangunan berjalan baik sampai sekarang. Kami berharap, di Desember, gereja sudah bisa dipakai. Tidak mungkin selesai semua perfect (sempurna), tetapi ya kami pakai dulu untuk kebutuhan umat," kata Kepala Paroki Santa Clara Romo Raymundus Sianipar ketika ditemui Kompas.com di Gereja Santa Helena, Kota Tangerang, Minggu (6/8/2017).

Raymundus menyampaikan, izin mendirikan bangunan (IMB) untuk Gereja Santa Clara sudah diterbitkan Pemerintah Kota Bekasi pada 2015.

Sejak izin tersebut keluar, pembangunan beberapa kali tersendat hingga sempat terjadi unjuk rasa dari sekelompok orang yang berakhir ricuh pada Maret 2017.

Saat itu, pengunjuk rasa bentrok dengan personel Polres Metro Kota Bekasi yang ditugasi mengamankan area tersebut.

Setidaknya, lima anggota polisi terluka akibat bentrokan di sana. Para pengunjuk rasa menuntut agar IMB Gereja Santa Clara dicabut. Namun, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menegaskan, hal itu tidak akan terjadi.

Bahkan, dalam sebuah kesempatan, Rahmat mengatakan bahwa lebih baik kepalanya ditembak di depan pengunjuk rasa ketimbang dirinya mencabut IMB yang sudah dikeluarkan sesuai izin yang berlaku dan semestinya.

Raymundus menyampaikan, selama ini umat Gereja Santa Clara melangsungkan misa tiap pekannya di ruko kawasan bernama Asri yang hanya muat untuk 200 orang. Sementara itu, setiap kali misa, umat yang hadir bisa sampai 500 hingga 800 orang.

"Umat duduk dengan kursi bakso di aspal depan ruko itu. Kalau hujan datang, ya begitulah akan jadi susah. Memang kebutuhan yang mendesak kami harus punya tempat ibadah," tutur Raymundus.

Pembangunan gereja dilakukan dengan menghimpun dana dari umat Katolik di gereja-gereja naungan Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) serta dana yang diberikan umat gereja Santa Clara sendiri kepada pihak panitia.

Dalam kesempatan ini, Raymundus sekaligus ingin memberi pemahaman tentang pandangan pihak lain yang keliru terhadap keberadaan Gereja Santa Clara.

"Sering orang yang tidak mengerti mengatakan, Santa Clara banyak duitnya, gereja terbesar di Asia, lalu duitnya datang dari Vatikan. Pelan-pelan kami beri pemahaman pada mereka bahwa bukan terbesar di Asia karena tanahnya terbatas juga dan tidak ada keinginan membuat terbesar," ujar Raymundus.

Gereja Santa Clara dibangun dengan kapasitas 1.200 umat. Pembangunan gereja ini dinilai sangat membantu umat Katolik dalam beribadah. Sebab, saat hari raya Katolik, jumlah jemaah yang beribadah biasanya sampai membeludak.

Raymundus juga berharap, keberadaan Gereja Santa Clara dapat bermanfaat bagi lingkungan di sekitarnya.

Hal itu akan diwujudkan melalui sejumlah kegiatan dan aktivitas yang menunjukkan bahwa Gereja Santa Clara terbuka untuk masyarakat sekitar, atau bukan menjadi tempat ibadah yang eksklusif.

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/08/07/07314381/gereja-yang-sempat-didemo-itu-akan-siap-digunakan-saat-natal

Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke