Salin Artikel

Melihat Wisata Edukasi Astronomi untuk Anak di Bandara Soekarno-Hatta

"Ini prinsipnya adalah planetarium portabel yang bisa berpindah lokasi. Layaknya planetarium pada umumnya, ini berisi proyektor 360 derajat yang menembakkan video mengenai tema-tema sains terutama astronomi ke kubah secara penuh," kata Branch Communication Manager Bandara Soekarno-Hatta, Dewandono Prasetyo Nugroho, saat ditemui di lokasi, Minggu siang.

Para pengunjung dikenakan biaya Rp 40.000 untuk satu orang untuk bisa menikmati tontonan seputar planetarium di dalam tenda selama kurang lebih 30 menit.

Pengunjung di dalam tenda pun dibatasi, hanya sekitar belasan orang agar tayangan bisa disaksikan lebih nyaman.

Tayangan pertama yang diperlihatkan adalah cerita tentang astronot pertama yang menginjakkan kaki di bulan. Kemudian cerita dilanjutkan dengan narasi seputar pembentukan aurora dan nebula, serta fenomena alam lainnya.

Narasi tersebut diperlihatkan lengkap dengan video asli penampakan aurora yang bisa dilihat di semua sudut dalam tenda itu. Cerita terakhir adalah tentang siklus hidup bintang, mulai dari hancurnya sebuah bintang sampai proses terbentuknya lagi di alam semesta.

Anak-anak yang menonton di dalam juga diajak untuk seakan-akan menangkap bintang yang ada di sekeliling mereka.

Derby (9), seorang anak yang mencoba Mobile Planetarium mengaku senang karena bisa melihat langit dan bintang. Dia juga sempat mencocokkan cerita di sana dengan yang ada di buku pelajarannya.

"Sama ceritanya, bagus bisa lihat meteor, bintang jatuh," ucap Derby.

Mobile Planetarium akan berlangsung sampai pukul 15.00 WIB hari ini. Selain bisa melihat tayangan tentang astronomi, pengunjung juga banyak yang berpose di photo booth yang disediakan di lokasi.

(baca: Ketika Planetarium Lebih Sering Dikunjungi Siswa dari Luar Jakarta...)

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/08/20/13474941/melihat-wisata-edukasi-astronomi-untuk-anak-di-bandara-soekarno-hatta

Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke