Salin Artikel

Polisi Gadungan Tipu Korban dengan Janji Akan Bantu Mereka Masuk Akpol

Dari keributan itu terungkap kasus lain di baliknya. Indra ternyata mengaku-ngaku sebagai polisi berpangkat komisaris besar (kombes) dan menipu sejumlah calon polisi dengan iming-iming bisa memudahkan mereka masuk ke Akademi Kepolisian atau Akpol.

"Pelaku mengaku sebagai polisi berpangkat kombes dan sudah menipu kurang lebih tujuh calon polisi dengan meminta uang, lalu menjanjikan mereka bisa langsung masuk pendidikan di Akpol," kata Kapolres Metro Tangerang Komisaris Besar Harry Kurniawan melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (24/8/2017).

Lihat juga: Sedang Tilang Mobil di SCBD, Polisi Gadungan Ditangkap

Harry menjelaskan, saat Indra ditangkap, pihaknya menelusuri dugaan penipuan dan mendapatkan laporan serupa dari Polda Sumatera Utara. Korban-korban yang melaporkan Indra adalah mereka yang dijanjikan untuk masuk ke Akpol tahun 2016.

"Dari total tujuh korban calon polisi, pelaku meraup uang Rp 2 miliar, dengan masing-masing korban dimintai uang di kisaran ratusan juta rupiah," kata Harry.

Berdasarkan pengakuan Indra, dia meyakinkan korbannya dengan berpenampilan layaknya perwira polisi, lengkap dengan atribut dan seragam kepolisian yang dia cari sendiri. Ketujuh korbannya itu pernah dibawa ke suatu tempat seakan-akan sebagai tempat penerimaan Akpol.

Di sana, para korban disebut tidak diterima di Akpol lalu Indra menghilang begitu saja. Belakangan, Indra kembali melakukan modus yang sama untuk menipu calon polisi dari Tangerang yang kemudian berakhir dengan keributan dan dirinya ditangkap polisi.

Saat keributan terjadi, salah satu orangtua calon polisi protes karena anaknya telah dijanjikan masuk Akpol tetapi tidak diterima. Polisi turut mengamankan sejumlah barang bukti berupa satu lembar bukti transaksi e-banking, dua kaus bertuliskan Brimob, dan satu celana training bertuliskan Gegana.

Indra dijerat Pasal 378 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang Penipuan dengan ancaman hukuman maksimal empat tahun penjara.

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/08/24/11245571/polisi-gadungan-tipu-korban-dengan-janji-akan-bantu-mereka-masuk-akpol

Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke