"Harapan kami sih di atas 80 persen ya, 85 persen ke atas-lah harapannya. Tahun lalu 83 apa 84 ya, jadi kami harus lebih tinggi dari tahun lalu harapannya," kata Tuty di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (4/9/2017).
Berdasarkan data di laman sistem informasi monitoring dan evaluasi Pemprov DKI Jakarta, publik.bapedadki.net, penyerapan anggaran hingga saat ini baru mencapai 38,8923 persen. Bappeda akan terus mengecek dan mengevaluasi anggaran yang belum diserap.
Menurut Tuty, tingginya penyerapan anggaran biasanya terjadi dalam dua bulan terakhir. Dalam kurun waktu tersebut, Pemprov DKI biasanya membayar belanja modal berupa konstruksi fisik yang telah dikerjakan vendor.
"Umumnya itu belanja modal ini pada dua bulan terakhir itu serapannya tahun lalu aja berapa triliun gitu, (serapannya) kencang," kata Tuty.
Para vendor yang mengerjakan konstruksi biasanya meminta pembayaran di akhir tahun, tidak per termin. Hal itulah yang menyebabkan serapan anggaran saat ini masih rendah.
"Vendor, pemborongnya, itu nagihnya di akhir sekaligus, enggak bertahap. Dari tahun ke tahun memang seperti itu kecenderungan vendor di Jakarta," kata Tuty.
https://megapolitan.kompas.com/read/2017/09/04/19005041/dki-targetkan-penyerapan-anggaran-2017-di-atas-85-persen