Salin Artikel

Angin Segar bagi Mereka yang Menolak Perluasan Area Pelarangan Sepeda Motor

Bahkan, Djarot mengatakan bahwa uji coba perluasan larangan sepeda motor yang rencananya digelar pada 12 September itu belum bisa dipastikan.

Sehari sebelum pernyataan Djarot itu, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) menyampaikan kritik mereka terkait rencana perluasan area pelarangan sepeda motor.

Kritik ini menjadi salah satu yang dicermati Djarot. "Ada pro dan kontra, saya mendengar dan saya mencermati, termasuk dari beberapa, LBH misalnya," ujar Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (5/9/2017).

Djarot pun menyampaikan bahwa ia belum menerima hasil kajian atas kebijakan itu dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta.

Kajian itu dinilainya penting sebagai dasar pembuatan keputusan nanti. Djarot mengaku tidak akan setuju jika nantinya kebijakan ini diterapkan dari pagi hingga malam.

Menurut dia, harus ada pengaturan waktu, misalnya hanya pada jam sibuk, dari pukul 06.00 WIB-10.00 WIB dan pukul 16.00 WIB-20.00 WIB.

Dia pun ingin melihat hasil kajian terlebih dahulu sebelum menentukan keputusan akhir kebijakan ini. Djarot meminta warga tidak panik dulu dengan kebijakan itu.

"Dishub itu belum memberi kajian ke kami tapi kan ramai duluan. Lucu banget, nanti yang menentukan kan saya. Kok ramai banget," ujar Djarot.

Meski demikian, kata Djarot, harus ada pengaturan kendaraan motor maupun mobil. Apalagi, di tengah pembangunan infrastruktur Jakarta yang Djarot sebut "gila-gilaan".

Oleh karena itu, penggunaan motor diatur dengan kebijakan larangan motor di area tertentu, sedangkan penggunaan mobil diatur dengan kebijakan ganjil genap.

"Ketika pembangunan sektor transportasi ini kan berjalannya kencang banget, maka perlu diatur di beberapa ruas jalan, tapi bentuk pengaturannya apakah dilarang total, perluasan itu, atau dalam opsi yang, lain itu belum disampaikan kepada saya," kata Djarot.

LBH sebelumnya mengkritik kebijakan pelarangan motor ini. Direktur LBH Jakarta Alghiffari Aqsa mengatakan, beberapa studi menyebut, perluasan larangan sepeda motor tidak dapat mengatasi kemacetan.

Menurut dia, tidak ada kajian komprehensif mengenai kebijakan itu. Perluasan larangan sepeda motor juga dinilai tidak sesuai nalar.

"Ini kebijakan yang menurut kami di luar nalar. Nalar kami adalah yang menyebabkan macet justru kendaraan yang lebih besar ukurannya," kata Alghiffari.

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/09/05/07453391/angin-segar-bagi-mereka-yang-menolak-perluasan-area-pelarangan-sepeda

Terkini Lainnya

Orangtua Korban Tragedi 1998 Masih Menunggu Anak-anak Pulang Sekolah...

Orangtua Korban Tragedi 1998 Masih Menunggu Anak-anak Pulang Sekolah...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 13 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 13 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Peringati Tragedi Mei 1998, Peserta 'Napak Reformasi' Khusyuk Doa Bersama dan Tabur Bunga

Peringati Tragedi Mei 1998, Peserta "Napak Reformasi" Khusyuk Doa Bersama dan Tabur Bunga

Megapolitan
Diduga Bakal Tawuran, 33 Remaja yang Berkumpul di Setu Tangsel Dibawa ke Kantor Polisi

Diduga Bakal Tawuran, 33 Remaja yang Berkumpul di Setu Tangsel Dibawa ke Kantor Polisi

Megapolitan
Rute KA Dharmawangsa, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Dharmawangsa, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke