Salin Artikel

Penyandang Disabilitas Membatik di Rumah Batik Palbatu

Pendiri Rumah Batik Palbatu Budi Dwi Haryanto mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan budaya batik kepada semua orang.

"Kami juga ingin mengundang teman difabel untuk berkiprah dan berkarya untuk budaya kita," kata Hary ditemui di lokasi, Senin.

Hary mengatakan Rumah Batik Palbatu selama ini sebenarnya terbuka untuk siapa saja yang ingin belajar proses membatik. Bagi warga Palbatu sendiri tidak dikenakan biaya.

Baca: Ragam Motif Batik Betawi dari Berbagai Zaman

Kali ini, sebanyak 20 penyandang disabilitas dari siswa sekolah hingga ibu rumah tangga diberikan kain kecil seukuran sapu tangan. Mereka menggambar motif sendiri.

Ada yang menggambar Monas, ada yang menggambar bunga, maupun sekedar menuliskan nama sendiri.

Seorang penerjemah bahasa isyarat membantu para tuna rungu untuk memahami instruksi. Selama sekitar dua jam, mereka mengarsir gambar dengan lilin.

Setelah itu, mereka mewarnainya dengan teknik colet, yaitu memberi warna dengan menggunakan cotton bud.

"Teknik colet ini gampang, siapapun bisa. Kalau teknik celup kan agak lebih lama prosesnya," ujar Hary.

Baca: Hari Batik, Seratusan Anak TK di Kendal Membatik di Atas Kertas

Sesudah kering, baru kain batik direbus dan bisa digunakan. Ika Mailika, penyandang tuna rungu yang mengikuti kegiatan ini mengaku membatik cukup sulit baginya.

"Lumayan cukup sulit karena ini baru pertama kali," kata Ika.

Ika mengatakan ia senang akhirnya bisa belajar membatik. Sepulang dari Rumah Batik Palbatu, ibu rumah tangga ini berencana akan membatik sendiri.

"Mau membatik kalau ada waktu dan tidak terlalu sibuk," ujar Ika.

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/10/02/14392211/penyandang-disabilitas-membatik-di-rumah-batik-palbatu

Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke