"Jadi genangan terakhir bukan di tahun 2007. Tahun 2016 sudah banyak genangan seperti itu. Lalu di tahun 2015 saat Kasudin yang lama juga sudah ada genangan," kata Imron saat dihubungi Kompas.com, Rabu (15/11/2017).
Namun warga mengatakan, banji terakhir di kawasan mereka terjadi 2007. Setelah 10 tahun bebas banjir, Senin lalu banjir tiba-tiba terjadi lagi.
Menurut Imron, banjir yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya rata-rata surut dalam waktu tak sampai empat jam.
"Sama seperti genangan yang kemarin itu. Itu juga surut sekitar 3 sampai 4 jam," kata dia
Ia mengatakan, genangan yang terjadi di Meruya Utara disebabkan karena penyempitan sungai yang mengalir di sepanjang Perumahan Labrata hingga Meruya Indah.
"Saluran airnya cuma 40 sentimeter dari tampungan 1,5 meter saja," sebutnya.
Ia mengatakan, perlu dilakukan pelebaran pada saluran sungai tersebut. Meski demikian, pelebaran sungai tersebut terkendala penolakan warga.
"Warga sana itu pada enggak mau dibongkar lahannya untuk proyek pelebaran. Ini kendalanya," tuturnya.
Hujan deras yang mengguyur Jakarta pada Senin lalu telah menyebabkan banjir dan genangan di RW 03, Meruya Utara, Kembangan, Jakarta Barat. Banjir setinggi hingga 40 sentimeter merendam jalanan di sana.
Salah seorang warga di Jalan Teknologi, RW 03, Meruya Utara, Nur Aini mengatakan, kawasan tersebut terakhir terendam genangan air hujan tahun 2007.
Peristiwa banjir pada Senin itu menjadi perbincangan warga setempat melalui grup aplikasi pesan singkat.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Jupan Royter mengatakan, saat itu kawasan Meruya Utara memang menjadi wilayah yang mengalami genangan paling parah.
"Air masuk di kawasan itu mulai pukul 15.20 WIB dan ketinggian air mencapai 20 hingga 40 sentimeter," kata Jupan, Senin.
https://megapolitan.kompas.com/read/2017/11/16/08221671/sudin-sda-jakbar-sebut-meruya-utara-kerap-banjir-warga-bilang-tidak