"Kelihatannya lemas, tulang-tulang yang ada di dalam tubuh tidak berfungsi menopang berat tubuh, demam tinggi," kata Ruskan, petugas Dinas Kesehatan Puskesmas Sukamaju Baru, Depok, Jawa Barat, Senin (11/12/2017).
Ciri difteri yang paling khas adalah munculnya pseudomembran atau selaput berwarna putih keabuan di bagian belakang tenggorokan yang mudah berdarah.
Hal itu yang menyebabkan rasa sakit saat menelan, kadang disertai pembesaran kelenjar getah bening dan pembengkakan jaringan lunak di leher yang disebut bullneck.
Sumbatan ini bisa menghalangi jalan napas, menyebabkan anak atau penderita harus berjuang untuk bisa bernapas. Lebih bahaya lagi, difteri dapat merusak jantung, ginjal, dan sistem saraf, bahkan difteri bisa mematikan.
Difteri banyak menyerang mereka yang tidak pernah mendapatkan imunisasi. Karena itu, imunisasi difteri penting dilakukan sebagai upaya pencegahan.
"Imunisasi difteri penting untuk mencegah, lebih baik mencegah, toh, daripada mengobati," kata Ruskan.
Namun, perlu diperhatikan juga syarat-syarat yang harus dipenuhi saat melakukan imunisasi difteri. Anak yang akan diimunisasi misalnya harus dalam keadaan sehat.
Jika anak tersebut sedang mengalami demam, anak boleh dilakukan imunisasi, tetapi dengan catatan suhu tubuhnya tidak lebih dari 37 derajat.
"Demam di bawah 37 derajat masih boleh dan batuk pilek biasa juga masih boleh," ujarnya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2017/12/11/11473741/mengenali-ciri-ciri-anak-terjangkit-difteri-dan-cara-mencegahnya