Pasalnya, dengan beroperasinya MRT ditambah juga fasilitas transportasi publik yang sudah ada terlebih dahulu, seperti KRL, transjakarta, dan kereta bandara Soekarno-Hatta, dapat dipastikan perpindahan orang di Dukuh Atas akan semakin tinggi.
"Rekomendasi konsultan adalah untuk memperbanyak spot pejalan kaki. Diperkirakan akan ada 20.000 passengers pada saat jam-jam sibuk nanti di Dukuh Atas dan ini perlu diatur," kata Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar, Rabu (20/12/2017).
Ke depan tidak akan ada lagi kendaraan yang lewat di kolong dekat Stasiun Sudirman karena akan didedikasikan penuh untuk pejalan kaki.
"Kawasan di bawah kolong dekat Stasiun Sudirman seluruhnya dipedestrianisasi, jadi enggak ada kendaraan lewat. Sekarang kalau kendaraan itu datang cukup kontradiktif dan bikin macet, orang berputar dari Bundaran HI bertemu kendaraan dan ada traffic light di sana," ujarnya.
William juga menyadari, ketika malam tiba, kolong tersebut cenderung gelap karena minim penerangan. Oleh karena itu, pihaknya berencana menambahkan lampu jalan sehingga para pejalan kaki bisa melintas dengan aman dan nyaman.
Kendati demikian, William mengakui bahwa KCI sebagai salah satu operator transportasi umum di sana belum menyetujui usulan PT MRT tersebut.
Sebagai solusi jangka pendek, akses pejalan kaki tetap dibangun di kolong tersebut tanpa menutup seluruh akses bagi kendaraan.
"KCI belum setuju dengan proposal ini, solusi sementara Jalan Kendal yang di bawah jembatan enggak ditutup semuanya, tetapi hanya setengah. Tidak ada ada kendaraan dari dua arah, cuma ada kendaraan dari Bundaran HI yang mau berputar dan setengahnya untuk pejalan kaki," pungkas William.
https://megapolitan.kompas.com/read/2017/12/21/08143291/demi-pejalan-kaki-pt-mrt-ingin-jalan-di-kolong-dekat-stasiun-sudirman