Salin Artikel

Cerita Kusir Delman di Monas yang Dikejar Satpol PP hingga ke Kota Tua

Bahkan, Andi mengaku dikejar satpol PP hingga ke kawasan Kota Tua, Jakarta Barat.

"Tadi arah ke Kota Tua, hampir nyampe Kota Tua tadi, sudah jauh, dikejar-kejar, ngikutin terus. Katanya, 'Pulang-pulang.' Pas berhenti, dimarahin lagi," kata Andi di pinggir jalan Lapangan IRTI, kawasan Monas.

Setelah bebas dari kejaran satpol PP, Andi memutuskan untuk kembali ke sekitar Monas. Dia tetap harus mengoperasikan delmannya demi mendapatkan penghasilan.

"Habis itu ya pulang lagi ke sini, balik lagi, mau ke mana lagi kalau enggak ke sini," ujarnya.

Dengan pengalaman yang dialaminya tadi pagi, Andi berharap delman bisa beroperasi di sekitar Monas dengan aman.

Sebab, dia mengaku telah menerima salinan surat yang isinya menyatakan bahwa delman boleh beroperasi di luar pagar kawasan Monas.

"Iya sudah boleh (beroperasi), memang ada suratnya begitu. Sudah ada yang tanggung jawab boleh masuk, tapi ternyata sudah masuk, ini masih saja dikejar-kejar. Harapannya bisa aman juga," ucap Andi.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Tinia Budiati sebelumnya mengatakan, Pemprov DKI Jakarta tengah menguji coba beroperasinya kembali delman hias di sekitar kawasan Monas. Meski demikian, delman-delman itu belum boleh beroperasi di dalam kawasan Monas.

Sambil uji coba, kata Tinia, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyusun aturan soal dibolehkannya delman beroperasi di sekitar Monas.

"Iya, kami sedang uji coba untuk (delman) beroperasi kembali di sekitar Monas, tapi aturannya sedang disusun oleh tim terpadu," ucap Tinia, Senin (25/12/2017).

Wacana delman beroperasi kembali di Monas ditentang Jakarta Animal Aid Network (JAAN).

Pendiri JAAN Femke den Haas menilai DKI Jakarta merupakan kota yang tak layak bagi delman atau andong.

Kehidupan kuda pasti akan terancam jika delman dipaksakan beroperasi di kawasan Monas. Selain itu, belum ada standard operating procedure (SOP) untuk delman beroperasi di Monas.

"Meski cuma di Monas, kami tetap tidak setuju. Kuda-kuda itu sebelum sampai Monas melewati jalan raya. Mereka memotong jalan, melawan arah lalu lintas, kadang sampai ada kuda yang tertabrak. Intinya, Jakarta tidak ramah delman atau andong," kata Femke, 20 November 2017.

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/12/26/20093091/cerita-kusir-delman-di-monas-yang-dikejar-satpol-pp-hingga-ke-kota-tua

Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke