Salin Artikel

Menanti Anies-Sandi Menata 1.000 PKL di Kota Tua

Di Jalan Lada yang memiliki tujuh lajur misalnya, tiga dari tujuh lajur diokupasi PKL. Trotoar di kanan kiri juga sama sesaknya oleh gerobak PKL. Akibatnya, pejalan kaki tumpah ke jalan dan menghambat laju kendaraan.

Kemacetan lalu lintas ada akhirnya berimbas pada perjalanan bus transjakarta. Di hari libur seperti Senin (1/1/2017) kemarin, dampak kesemrawutan itu sangat terasa sebab akses ke halte sampai dibatasi karena bus harus bergantian menembus kemacetan.

Seperti Tanah Abang

Fahrial, seorang pengunjung, mengeluhkan kondisi itu. Ia mengatakan seharusnya pedagang ditertibkan karena sudah sangat mengganggu ketertiban dan kelancaran lalu lintas orang dan kendaraan.

"Kalau pedagang satu-dua mungkin enggak apa-apa. Tapi kalau sudah nutupuin begini sampai susah lewat ya nggak bisalah, harus ditertibkan," kata dia.

Tak hanya pejalan kaki dan pengendara yang terdampak kesemrawutan PKL itu. Sesama pedagang pun kesal dengan kegiatan liar tersebut.

Waryani, pedagang nasi goreng di Lokbin Kota Intan misalnya. Sejak 2001, Waryani berjualan nasi goreng di depan Museum Wayang dan sekitar Kota Tua secara liar. Namun akhirnya ia ditempatkan di Lokbin Kota Intan di Jalan Cengkeh. Sayangnya, Lokbin Kota Intan sepi pengunjung. Waryani menuding hal itu disebabkan akses yang buruk serta masih adanya PKL liar.

"Itu harus ditertibkan, supaya penglaris ke sini. Kalau yang di luar masih jualan ya pengunjung pasti lebih pilih yang sana," ujar Waryani.

Ketika Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengunjungi Lokbin Kota Intan pada Minggu (31/12/2017), ia mendengar langsung keluhan dan permintaan itu. Namun Sandiaga mengatakan, pendekatan yang ia dan Anies terapkan terhadap PKL adalah penataan, bukan penertiban. Ia meminta waktu untuk memikirkan konsep penataannya.

Ia sebelumnya sudah menyatakan akan menata Kota Tua sesaat setelah dirinya dan Anies meluncurkan konsep penataan Tanah Abang. Namun keduanya tak pernah mengungkap apakah Kota Tua akan dibuat seperti Tanah Abang yang jalannya ditutup sehingga PKL bebas berjualan. Sandiaga hanya mengisyaratkan ia akan melakukan pendataan, sama seperti Tanah Abang.

"Ini Tanah Abang sudah jalan, harus benar nih jangan sampai begitu didata banyak lagi yang datang bilang nggak dapat. Kami nggak mau seperti itu, kami mau data yang akurat," ujar Sandiaga.

Kepala Unit Pengelola Kawasan (UPK) Kota Tua Novriandi S Husodo mengatakan penutupan jalan mungkin saja terjadi. Namun ia menyarankan agar PKL ditampung di lokasi binaan seperti Lokbin Kota Intan.

"Diperlukan lokasi lain untuk PKL yang tidak tertampung di Lokbin Cengkeh. Tapi sebaiknya tidak di Taman Fatahillah. Bisa juga melakukan pentupan salah satu ruas jalan, ada jam-jam tertentu dengan kesepakatan bersama dari Dinas UMKM, Dishub, Satpol PP, dan lainnya," ujar Novriandi.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/01/02/07105841/menanti-anies-sandi-menata-1000-pkl-di-kota-tua

Terkini Lainnya

Tak Ada Korban Jiwa dalam Kecelakaan Beruntun Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ

Tak Ada Korban Jiwa dalam Kecelakaan Beruntun Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ

Megapolitan
Sopir JakLingko Ugal-Ugalan Saat Bawa Penumpang, Komisaris Transjakarta Janji Evaluasi

Sopir JakLingko Ugal-Ugalan Saat Bawa Penumpang, Komisaris Transjakarta Janji Evaluasi

Megapolitan
Petugas Kebersihan Tewas Tertabrak Mobil di Km 39 Tol Cijago Depok

Petugas Kebersihan Tewas Tertabrak Mobil di Km 39 Tol Cijago Depok

Megapolitan
Pemprov DKI Seleksi Paskibraka 2024, Bakal Dikirim ke Tingkat Nasional

Pemprov DKI Seleksi Paskibraka 2024, Bakal Dikirim ke Tingkat Nasional

Megapolitan
Ditampilkan ke Publik, 4 Pengeroyok Mahasiswa di Tangsel Menunduk dan Tutupi Wajah

Ditampilkan ke Publik, 4 Pengeroyok Mahasiswa di Tangsel Menunduk dan Tutupi Wajah

Megapolitan
Tanah Longsor di Perumahan New Anggrek 2 Depok Berulang Kali Terjadi sejak Desember 2022

Tanah Longsor di Perumahan New Anggrek 2 Depok Berulang Kali Terjadi sejak Desember 2022

Megapolitan
Curhat Jukir Liar di Minimarket: Orang Mau Kasih Uang atau Tidak, Saya Enggak Paksa...

Curhat Jukir Liar di Minimarket: Orang Mau Kasih Uang atau Tidak, Saya Enggak Paksa...

Megapolitan
Polisi Tetapkan 4 Tersangka dalam Kasus Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tetapkan 4 Tersangka dalam Kasus Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
4 Pelaku Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Ditangkap Polisi, Ini Perannya

4 Pelaku Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Ditangkap Polisi, Ini Perannya

Megapolitan
Gerindra Kota Bogor Buka Peluang Bentuk Koalisi 'Gemuk' pada Pilkada 2024

Gerindra Kota Bogor Buka Peluang Bentuk Koalisi "Gemuk" pada Pilkada 2024

Megapolitan
Sudah dengan PKB, Gerindra Kota Bogor Masih Buka Peluang Koalisi dengan Partai Lain

Sudah dengan PKB, Gerindra Kota Bogor Masih Buka Peluang Koalisi dengan Partai Lain

Megapolitan
Khawatirnya Mahmudin soal Rencana Penertiban Juru Parkir Liar, Tak Bisa Lagi Cari Nafkah...

Khawatirnya Mahmudin soal Rencana Penertiban Juru Parkir Liar, Tak Bisa Lagi Cari Nafkah...

Megapolitan
Ketua STIP Sebut Kasus Penganiayaan Putu akibat Masalah Pribadi, Pengamat: Itu Salah Besar, Tidak Mungkin

Ketua STIP Sebut Kasus Penganiayaan Putu akibat Masalah Pribadi, Pengamat: Itu Salah Besar, Tidak Mungkin

Megapolitan
Berkas Pendaftaran Cagub-Cawagub DKI Jalur Independen Diserahkan 8-12 Mei 2024

Berkas Pendaftaran Cagub-Cawagub DKI Jalur Independen Diserahkan 8-12 Mei 2024

Megapolitan
Cara Daftar Seleksi Calon Atlet PPOP DKI Jakarta 2024 dan Syaratnya

Cara Daftar Seleksi Calon Atlet PPOP DKI Jakarta 2024 dan Syaratnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke