Meski demikian, ada beberapa masyarakat yang mengeluh susah mencari air minum saat sedang berolahraga di atas.
"Yang pasti senang, kita punya tempat lain untuk berolahraga yang bebas dari kendaraan bermotor. Tapi saran saja, paling tidak ada PKL atau petugas yang jualan air minum karena kita susah dapat air minum," ucap Ayunda, warga Kuningan, Jakarta Selatan kepada Kompas.com, Minggu (14/1/2018).
Kondisi ini juga dikeluhkan oleh Kolonel Marinir Asril Tanjung yang datang berolahraga di JLNT Antasari. Menurut dia, sebenarnya bagus bila PKL dilarang berjualan, namun setidaknya ada beberapa titik untuk penjual minuman saja.
"Memang bagus tidak ada PKL sehingga kita tidak terganggu berolahraga, tapi paling tidak ada dua tempat lah yang dibuka untuk jualan air. Karena ini kan lintasan jauh," kata Asril.
"Air paling penting, kalau kita harus turun beli dulu kan lumayan jauh, sudah keburu kecapekan nanti," ujar Asril.
Hal senada diungkap Raditya, yang selain mengeluhkan masalah air juga memberikan saran seputar lintasan jalan yang digunakan warga untuk CFD di Antasari. Menurut dia, harus ada pemisah jalan antara warga yang berlari dan bersepeda.
"Supaya teratur saja, biar tidak campur dan ganggu satu sama lain," kata Raditya.
Sebelumnya Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno dan Wakil Walikota Jakarta Selatan Arifin, menjelaskan memang untuk aktivitas PKL dibatasi hanya di areal kantor Wali Kota. Kondisi ini dilakukan agar ketertiban dan kebersihan lingkungan terjaga.
Adapun, pihak Pemkot Jakarta Selatan juga akan mengevaluasi CFD agar jalur pejalan kaki dan pesepeda tidak bercampur dan saling bertabrakan jalan.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/01/14/10062201/saran-dan-catatan-warga-yang-mencoba-cfd-di-jlnt-antasari