Banyak warga memadati JLNT Antasari untuk berolahraga. Ada yang berlari, bersepeda, maupun berjalan kaki.
Hari itu, JLNT Antasari pertama kalinya dibuka untuk hari bebas kendaraan bermotor atau lebih dikenal dengan sebutan car free day (CFD). Kendaraan bermotor tak bisa melintas pukul 06.00 hingga 10.00.
Kegiatan yang diberi nama CFD Antasari Sky Spot ini dimulai dari depan Lapangan Bhayangkara (Mabes Polri) ke arah TB Simatupang sampai ujung JLNT Antasari ke arah TB Simatupang (Cipete).
Saat CDF dilaksanakan, JLNT Antasari ditutup di enam titik yang ditentukan yaitu; depan lapangan Bhayangkara (Mabes Polri) ke arah TB Simatupang, depan Bank Mandiri Syariah (Blok M) ke arah TB Simatupang, depan Kantor Wali Kota Jakarta Selatan ke arah TB Simatupang, depan Kantor Wali Kota Jakarta Selatan ke arah Pattimura, depan Pasar Cipete ke arah TB Simatupang dan depan Pasar Cipete ke arah Pattimura.
PKL diatur
CFD di Antasari ini tidak dipenuhi pedagang kaki lima (PKL). Berbedar dengan CFD di kawasan Sudirman-Thamrin yang membebaskan PKL berjualan di sepanjang jalur CFD.
CFD Antasari mengatur PKL untuk berjualan di kantor Walikota Jakarta Selatan. Hal ini dilakukan untuk alasan ketertiban dan agar kebersihan lingkungan di JLNT tetap terjaga.
Warga menjadi lebih leluasa menggunakan jalur CFD untuk berolahraga. Namun, di sisi lain, ada yang menilai kondisi ini membuat warga kesulitan mendapatkan air minum untuk melepas dahaga. Mereka yang sudah naik ke atas JLNT harus kembali turun jika ingin membeli air minum.
"Yang pasti senang, kita punya tempat lain untuk berolahraga yang bebas dari kendaraan bermotor. Tapi saran saja, paling tidak ada PKL atau petugas yang jualan air minum karena kami susah dapat air minum," ucap Ayunda, warga Kuningan, Jakarta Selatan.
Selain itu dari pantauan Kompas.com di lapangan karena lebar JLNT yang terbatas, ruang gerak antara warga yang ingin berjalan kaki dan lari pagi kerap berbenturan dengan mereka yang hendak bersepeda.
Warga berharap ada jalur khusus untuk masing- masing kegiatan agar tidak mengganggu satu sama lain.
Untuk itu, penyelenggaraan pertama CFD di Antasari ini akan segera dievaluasi. Wali Kota Jakarta Selatan Tri Kurniadi mengaku menyaksikan sendiri adanya insiden kecil saat CFD. Misalnya, pelari dan para pengendara sepeda yang saling bertabrakan jalan.
Evaluasi jalur
Tri berencana memisahkan jalur pelari dan pengendara sepeda agar tidak tercampur dan bertabrakan jalan. Dia juga akan mengatur arus peserta CFD agar tidak saling bertabrakan jalan karena melawan arus.
"Artinya berlawanan arah, mana jalur sepeda mana jalur yang lari sehingga lebih teratur dan lebih tertib," tutur Tri.
Soal lalu lintas yang dialihkan pun perlu penanganan yang lebih baik. Berbeda dengan CFD di Sudirman Thamrin yang memiliki akses alternatif di sekitarnya, jalur Antasari kerap jadi jalur utama warga yang ingin berpergian dengan kendaraan.
Meski demikian, banyak warga yang antusias mendatangi jalur CFD di JLNT Antasari.
Kehadiran CFD di Antasari diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup warga dengan berolahraga.
Warga Jakarta nampaknya butuh area olahraga bersama yang murah meriah pada akhir pekan.
Seperti kata Wakil Gubernur Sandiaga Uno saat pembukaan CFD JLNT Antasari.
"Saya berharap ini jadi sebuah oase, sebuah tempat yang bisa mempersatukan warga khususnya di Jakarta Selatan," katanya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/01/17/06142651/cfd-di-antasari-dan-harapan-menjadi-oase-bagi-warga-jakarta