Salin Artikel

Panggilan Pemeriksaan dari Polisi yang Buat Ibu Sandiaga Deg-degan...

Sandiaga menyampaikan, surat panggilan pemeriksaan itu diterima sang ibu, Mien Uno. Menurut Sandiaga, ibunya langsung khawatir anaknya menyelewengkan uang rakyat.

"Rupanya dikirim ke rumah orangtua saya. Jadi bikin Ibu saya deg-degan. Saya mohon maaf ke Ibu saya, sampaikan bahwa enggak usah takut, ini bukan tentang tugas saya di Pemprov. Yang dia takutin kan anaknya itu menyelewengkan uang rakyat," ujar Sandiaga, Rabu malam.

Kepada ibunya, Sandiaga bercerita bahwa kasus yang menyeret namanya itu merupakan sengketa antara dua kubu pengusaha.

Kasus itu terjadi saat Sandiaga masih menjadi pengusaha dan tidak berkaitan dengan jabatannya saat ini. Kata Sandiaga, kasus yang membuatnya harus diperiksa penyidik Polda Metro Jaya sebenarnya adalah kasus perdata.

"Buka-bukaan aja bahwa ini ada dua kubu pengusaha besar yang berseteru. Kebetulan sebuah perusahaan yang dilikuidasi karena prospek bisnisnya tidak baik. Itu sudah dilakukan secara full likuidasinya, digugat, dan ini adalah perdata sebetulnya," kata Sandiaga.

Penuhi panggilan polisi usai rapat di kantor JK

Sandiaga memastikan bahwa ia akan memenuhi panggilan pemeriksaan penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya pada hari ini.

Rencananya, Sandiaga akan mendatangi Markas Polda Metro Jaya seusai rapat pembahasan mekanisme pemutakhiran mandiri data terpadu program penanganan fakir miskin.

Menurut Sandiaga, rapat itu akan digelar di Kantor Wakil Presiden RI Jusuf Kalla. Berdasarkan jadwal harian wakil gubernur, rapat akan digelar pukul 10.30 WIB.

"Besok (hari ini) rencananya setelah membuka dan memimpin rapat di Kantor Wapres mengenai kemiskinan, saya akan menghadiri panggilan dari teman-teman di polda untuk menjadi saksi kasus yang sama rupanya," kata Sandiaga.

Sebagai wakil gubernur, Sandiaga memilih didampingi pengacara dari Biro Hukum DKI Jakarta. Sandiaga berjanji akan memberikan informasi apa pun kepada penyidik tanpa ada yang ditutupi.

"Saya akan memberikan keterangan. Saya tentunya akan memberikan full disclosure, tidak ada yang ditutup-tutupi, dan terang benderang," ujarnya.

Adapun Sandiaga akan diperiksa sebagai saksi terlapor dalam kasus dugaan penggelapan lahan dan tindak pidana pencucian uang.

Dalam surat panggilan yang dibuat pada 15 Januari 2018 dan ditandatangani Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya AKBP Ade Ary Syam Indradi, Sandiaga disebut mangkir pada panggilan sebelumnya.

Dalam surat itu, disebut juga penyidik telah berusaha menjadwalkan ulang kepada pihak pengacara, tetapi tak mendapat konfirmasi hingga kini.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono yang membenarkan perihal surat tersebut mengatakan, saat ini ada tiga laporan polisi yang menanti Sandiaga.

"LP (laporan polisi)-nya kan ada tiga, ini kemarin baru LP-nya," ujar Argo, Selasa (16/1/2018).

Laporan terbaru Sandiaga kembali dibuat Fransiska Kumalawati Susilo pada 8 Januari 2018 dengan register LP/109/I/2018/PMJ/Dit.Reskrimum. Sandiaga dan rekan bisnisnya, Andreas Tjahjadi, yang telah lebih dulu jadi tersangka kembali dilaporkan ke polisi sebagai pemilik saham PT Japirex.

Menurut Fransiska, keduanya telah menjual tanah dengan luas 3.000 meter persegi yang terletak di Jalan Raya Curug, Tangerang, tanpa ada persetujuan dari pihak pertama, yakni Djoni Hidayat.

Kasus ini sudah naik ke tahap penyidikan atau telah ditemukan dugaan tindak pidana.

Adapun dua laporan sebelumnya yang dibuat Fransiska juga mengenai tanah di Tangerang, yakni pada 21 Maret 2017 dengan register LP/1427/III/2017/PMJ/Dit.Reskrimum atas tuduhan pemalsuan kuitansi pembayaran tanah tersebut. Sementara yang pertama dibuat pada 8 Maret 2017 dengan nomor 1151/III/2017/PMJ/Dit.Reskrimum atas dugaan penggelapan tanah.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/01/18/08524821/panggilan-pemeriksaan-dari-polisi-yang-buat-ibu-sandiaga-deg-degan

Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke