"Di sini kami punya 51 kamar yang idealnya untuk 85 sampai 102 orang, tetapi sekarang di dalam sini ada 429 orang yang tinggal," kata Morina, Jumat (19/1/2018).
Hal tersebut membuat Morina tidak bisa memasukkan para pengungsi yang tinggal di trotoar ke Rumah Detensi Imigrasi.
Morina menjelaskan, Rumah Detensi Imigrasi ini sejatinya dibuat bukan untuk penampungan pengungsi, melainkan tempat bagi para pelanggar keimigrasian.
Meski demikian, kondisinya saat ini, Rumah Detensi Imigrasi Kalideres dihuni para pengungsi dan juga pelanggar keimigrasian.
"Rumah Detensi ini didesain untuk pelanggar keimigrasian. Sekarang penghuninya campur dan sudah over kapasitas, ada 219 orang pelanggar dan 210 pengungsi," ujar Morina.
Morina menjelaskan, 210 pengungsi itu diperbolehkan masuk dan menetap di dalam Rumah Detensi setelah pihaknya berkoordinasi dengan International Organization Migrant (Organisasi Internasional untuk Migrasi/IOM) yang merupakan organisasi dengan fokus pada pengungsi dan pencari suaka.
Hingga Jumat siang, puluhan pengungsi dari Afghanistan dan Sudan masih bertahan di trotoar persis di depan Rumah Detensi Imigrasi Kalideres.
Permintaan mereka cuma satu, yakni agar diperbolehkan masuk dan tinggal di dalam Rumah Detensi Imigrasi.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/01/19/18115731/alasan-pengungsi-di-trotoar-kalideres-tak-bisa-masuk-rumah-detensi