Dalam rapat tersebut, Lurah Pulau Tidung Cecep Suryadi melaporkan kelurahannya tengah mengalami krisis ikan segar. Menurutnya, krisis ikan segar itu terjadi di Pulau Tidung Besar.
"Sekarang ini di Pulau Tidung lagi krisis ikan segar, Pak," ujar Cecep.
Sandi yang mendengar laporan tersebut langsung merasa heran. Dia tak menyangka krisis ikan segar terjadi di daerah kepulauan.
Cecep menyampaikan, warga Pulau Tidung Besar kebanyakan bekerja sebagai nelayan pancing. Mereka tidak menjaring ikan di laut.
Kondisi angin saat ini, kata Cecep, menyulitkan para nelayan itu untuk memancing ikan segar.
"Warga Pulau Tidur Besar itu mayoritas nelayannya nelayan pancing. Sekarang lagi musim angin barat daya sehingga nelayannya memang kesulitan," kata Cecep.
Cuaca ekstrem dan banyaknya wisatawan
Bupati Kepulauan Seribu Irmansyah menyampaikan, krisis ikan segar tersebut juga terjadi karena banyaknya wisatawan yang mengonsumsi ikan, sedangkan ikan yang dihasilkan tidak sebanyak yang dibutuhkan.
Ia mencontohkan, pada 29-31 Desember 2017, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pulau Tidung mencapai 35.000 orang.
"Kan, sebetulnya karena di sana daerah wisata. Jadi, habisnya bukan berarti tidak bisa dapat makan ikan. Jadi, ketika wisatawan datang ke sana, memang jadi kurang," kata Irmansyah.
Perbanyak budidaya ikan
Sandiaga meminta Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan (KPKP) DKI Jakarta memberikan banyak keramba jaring apung sebagai tempat budidaya ikan tersebut.
"Keramba jaring apung ini kami akan terus dorong ke depan lebih banyak lagi," ujar Sandi.
Ia menjelaskan, dengan kondisi cuaca yang sulit diprediksi, nelayan pun akan kesulitan melaut. Budidaya ikan akan menjadi salah satu solusi agar pasokan ikan di Kepulauan Seribu tetap aman.
Di sisi lain, program keramba jaring apung juga akan meningkatkan penghasilan nelayan.
Kepala Dinas KPKP DKI Darjamuni menyampaikan, program keramba jaring apung menjadi salah satu fokus dinasnya mendukung perekonomian warga Kepulauan Seribu.
Dinas KPKP akan bekerja sama dengan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, serta Perdagangan DKI Jakarta memberdayakan peserta OK OCE sebagai pekerja budidaya ikan tersebut.
"Ini juga berfungsi sebagai alih usaha dari penangkapan ikan yang sekarang sudah agak menurun dan merusak lingkungan. Semuanya kami lakukan melalui budidaya. Tahun ini saja kami akan berikan 404 kotak keramba jaring apung," ucap Darjamuni.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/01/30/06525441/ketika-sandiaga-heran-pulau-tidung-krisis-ikan-segar