"Kan ada enam koperasi tadinya. Yang ikut uji coba dua, yang empat belum, tunda (yaitu) Kopamilet, Komilet, Kolamas, dan Komika," ujar Shafruhan saat dihubungi Kompas.com, Rabu (31/1/2018).
Shafruhan menjelaskan, keempat koperasi itu masih belum sepakat dengan tarif rupiah per kilometer yang ditawarkan PT Transjakarta. PT Transjakarta menawarkan tarif Rp 3.400 per kilometer, sementara keempat koperasi itu menginginkan Rp 3.800 per kilometer.
Dengan tarif yang ditawarkan PT Transjakarta, empat koperasi itu khawatir pendapatan anggotanya akan menurun. Karena itu, mereka belum mau ikut serta sejak uji coba dimulai 15 Januari 2018.
"Jangan malah ikut OK Otrip, kok, penghasilan kami menurun? Nah, itu kan bisa berbahaya. Makanya, sementara kami tarik dulu, jangan sampai menimbulkan masalah," kata Shafruhan.
Dia menyampaikan, empat koperasi yang belum ikut akan kembali bernegosiasi dengan PT Transjakarta. Sebelum ada kesepakatan, mereka menunda keikutsertaannya dengan program OK Otrip.
"Kalau bicara transjakarta, kan berarti bicara anggarannya. Anggarannya memungkinkan apa enggak. Kalau anggarannya enggak memungkinkan, ya, lebih baik kami pending," kata Shafruhan.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/01/31/11132731/organda-4-koperasi-angkot-tak-jadi-ikut-ok-otrip