Setiap tahunnya, jumlah pengunjung kawasan Glodok selalu meningkat pesat jelang Hari Raya Imlek tiba.
"Setiap tahun memang selalu ramai begini, apalagi kalau Sabtu-Minggu seperti ini," kata Yayan, juru parkir setempat yang ditemui Kompas.com di Jalan Pancoran, Glodok, pada Sabtu (3/2/2018).
Hal tersebut diamini oleh Acun, seorang pedagang pakaian khas Tionghoa di Pasar Glodok. "Kalau dibandingkan hari-hari biasa pasti ada peningkatan. Kira-kira meningkat tujuh kali lipat dari bulan-bulan biasa di luar Imlek," katanya.
Acun pun menyebut suasana Pasar Glodok di luar momen Imlek sepi bak kuburan. "Ini kan momen Imlek saja satu bulan ini, setelah itu balik lagi kayak kuburan di sini," katanya sambil tertawa.
Barang yang dijajakan pun bermacam-macam, mulai dari amplop angpao, hiasan dinding, hingga lampion. Semuanya didominasi warna merah khas Imlek.
Ismed, salah satu pedagang di Pasar Glodok, menyebutkan bahwa amplop angpao adalah barang yang paling murah.
Sementara itu, bunga buatan yang berbahan plastik menjadi dagangan yang termahal. "Amplop angpao Rp 10,000 dapat tiga. Kembang-kembangan bisa sampai jutaan," katanya.
Rupanya, tak hanya penjaja pernak-pernik khas Imlek yang meraup untung. Beberapa kios makanan dan minuman juga ramai didatangi pengunjung yang ingin melepas dahaga di bawah teriknya matahari Glodok.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/02/04/07434611/jelang-imlek-kawasan-glodok-diserbu-pengunjung