Salin Artikel

Belajar dari Kasus Pelecehan Seksual di Jatinegara, Jangan Takut Lapor Polisi

Insiden terjadi pada 6 Februari 2018 sekitar pukul 20.30. Korban DK hendak pergi ke warung menggunakan daster untuk membeli makan.

Kapolsek Jatinegara Kompol Supadi, menjelaskan kondisi lingkungan rumah korban memang relatif sepi, termasuk saat kejadian berlangsung.

"Korban sedang jalan, lalu tiba-tiba dari belakang pelaku menyekap korban sambil memegang payudara korban. Korban berontak, lalu keduanya sempat terjatuh," ucap Kapolsek Jatinegara Kompol Supadi, Senin (12/2/2018).

Usai menerima laporan korban pada 12 Februari 2018, polisi langsung melalukan upaya mengumpulkan bukti-bukti. Mulai dari memeriksa saksi, melakukan pengecekan TKP, sampai mempelajari rekaman CCTV yang dipasang di lingkugan tempat tinggal korban.

Selasa (13/2/2018) pagi, Tim Reskrim Polsek Jatinegara langsung menangkap pelaku yang diketahui berinisial RA (22). Pelaku diamankan petugas di kediamannya ternyata masih satu wilayah dengan korban.

Dari pemeriksaan awal, polisi mendapat keterangan bahwa RA melakukan hal tersebut lantaran nafsu melihat korban yang keluar menggunakan daster.

Sampai saat ini, polisi terus melakukan pendalaman lain. Sementara untuk perkembanganya sendiri akan segera dirilis di Polres Jakarta Timur.

Kasus seperti ini bukan pertama kalinya terjadi. Beberapa waktu lalu peristiwa serupa juga terjadi di Depok, Jawa Barat.

Saat pelaku berinisial ISL (29) ditangkap oleh Polres Kota Depok pada 16 Januari 2018 lalu, tersangka mengaku melakukan pelecehan seksual karena iseng.

Penyakit di lingkungan masyarakat

Menyikapi hal ini, Anggota DPR RI Komisi XI Irma Suryani, ikut angkat bicara. Menurutnya kondisi ini sudah menjadi salah penyakit sosial di lingkungan masyarakat yang harus segera diberantas.

"Kalau didiamkan, mungkin akan banyak lagi korbannya, bahkan pelaku juga bisa berkembang. Polisi yang menangkap harus bisa memberikan efek jera kepada pelaku," ucap Irma saat dihubungi Kompas.com, Selasa (13/2/2018).

Irma menjelaskan terungkapnya dua kasus di atas hanya segelintir dari banyak kasus yang selama ini "tidur" dan tidak terungkap. Penyebabnya karena ada efek pembiaran, baik dari korban atau jajaran penegak hukum.

"Kadang korban malu untuk mengungkap, makanya tidak pernah terungkap. Namun dengan era seperti ini yang sudah menggunakan CCTV, saya rasa polisi bisa bertindak tanpa harus menunggu korban melapor lebih dahulu," ucapnya.

Irma menjelaskan bahwa di Indonesia perlindungan hukum untuk wanita masih minim bahkan terbilang lemah. Hal ini yang membuat wanita rentan dijadikan sasaran empuk baik untuk tindak kekerasan atau pencabulan.

"Gini banyak kasus yang dapati korban tidak melapor lantaran malu dan takut. Kenapa takut, ini erat kaitanya dengan budaya timur kita, ada yang keluarganya sudah tahu tapi tidak melapor karena takut menjadi aib," ujar Irma.

Bahkan, lanjut Irma, pada beberapa daerah ada korban yang sampai diperkosa, tetapi saat mengadu malah dicerikan oleh suaminya.

"Ini kan tidak benar, harus diubah pola pikirnya, korban ini sudah jadi korban, jangan ditambah lagi bebannya dengan menjadikanya korban dalam rumah tangga atau keluarga," paparnya.

Irma berharap dari banyak kasus yang terjadi, kaum wanita bisa lebih waspada dalam menjaga diri. Ia juga meminta aparat hukum bisa lebih serius menangani masalah pelecehan seksual terhadap wanita.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/02/14/10073901/belajar-dari-kasus-pelecehan-seksual-di-jatinegara-jangan-takut-lapor

Terkini Lainnya

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke