Vivick menjelaskan, mulanya artis-artis kebanyakan mengonsumsi dumolid agar mereka rileks. Lama-lama, mereka kecanduan.
"Dumolid kebanyakan awal dari mereka untuk rileks dan akhirnya kecanduan hingga membuat mereka merasa tidak enak, makanya mereka menggunakan lagi," ujar Vivick di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Kamis (22/2/2018).
Selain dumolid, artis yang ditangkap polisi juga banyak mengonsumsi sabu dan ganja. Jenis-jenis narkotika itu menempati tiga urutan teratas yang dikonsumsi artis.
"(Pertama) dumolid, kemudian sabu dan ganja," kata dia.
Menurut Vivick, tak ada cara khusus yang digunakan polisi untuk menyelidiki dan menangkap artis yang menyalahgunakan narkoba. Polisi biasanya hanya masuk ke tempat pergaulan artis tersebut.
Kebanyakan penyelidikan kasus penyalahgunaan narkoba oleh artis juga berawal dari laporan masyarakat.
"Kami hanya mencoba masuk ke dalam komunitas artis dan kami lakukan tes urine, itu saja, tidak ada cara-cara khusus. Kami lakukan sama dengan penangkapan kepada masyarakat yang ada ciri-ciri penyalahgunaan narkoba atau informasi dari masyarakat," ucap Vivick.
Pada hari ini, jajaran artis, manajemen, dan produser bersama Polres Metro Jakarta Selatan menandatangani perjanjian pemberantasan narkotika di lingkungan artis. Mereka juga mendeklarasikan diri untuk tidak menyalahgunakan narkotika.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/02/22/19442881/artis-yang-ditangkap-polisi-paling-banyak-karena-konsumsi-dumolid