Salin Artikel

Mengunjungi Rumah Kelahiran Benyamin di Kemayoran...

Untuk menuju rumah itu, Anda harus melalui gang sempit berukuran satu meter yang tidak tembus sinar matahari saking rapatnya rumah-rumah warga.

Rumah itu hanya bisa diakses lewat sebuah pintu besi di bagian belakang. Warna hijau tampak mendominasi dinding rumah bagian dalam maupun luar. Tak ada pula orang yang mendiami rumah itu ketika Kompas.com berkunjung pada Senin (5/3/2018).

Padahal, rumah tersebut adalah salah satu tempat bersejarah bagi dunia seni Indonesia, khususnya Jakarta.

Tepat pada 79 tahun lalu, seorang seniman legendaris Betawi lahir di rumah itu. Siapa lagi kalau bukan Benyamin Sueb.

Pada 5 Maret 1939, Benyamin Sueb lahir di rumah tersebut. Sepanjang kariernya, Benyamin dikenal sebagai seniman multitalenta yang telah menelurkan berbagai karya fenomenal dalam medium film dan musik.

Wahyudi, Ketua RT setempat yang juga keponakan Benyamin, mengatakan bahwa Benyamin tinggal di rumah itu sejak lahir hingga tahun 1979. Selanjutnya, Benyamin dan keluarga tinggal di kawasan Pondok Labu, Jakarta Selatan.

"Benyamin itu dari lahir tinggal di sini sampai istrinya Bu Noni punya anaknya lima. Nah di sini dia sampai tahun 1979 atau 1978 akhir. Kemudian pindah ke Pondok Labu," kata Wahyudi.

Setelah ditinggal Benyamin, rumah itu difungsikan sebagai pusat kegiatan warga. Menurut Wahyudi, hal itu memang menjadi keinginan pelantun lagu Sang Bango tersebut.

"Nih gua mau kasih wakaf ini nih. Lu rawat baik-baik, dibuat sosial, buat pengajian-pengajian anak-anak. Pokoknya orang mau pakai, jangan lu duitin lu ye," kata Wahyudi meniru ucapan Benyamin puluhan tahun yang lalu.

"Setelah 1979, rumah ini kosong tapi dibuat untuk pengajian-pengajian kegiatan warga-lah, jadinya jarang kosong," kata Wahyudi.

Sepi

Suasana kontras terasa ketika Kompas.com mengunjungi rumah tersebut. Hanya ada dua meja pingpong yang digelar di tengah rumah tanpa seorang penghuni.

Wahyudi mengatakan, rumah tersebut memang sudah jarang digunakan warga pada beberapa tahun terakhir. "Sekarang buat keluarga saja, arisan keluarga, ngumpul keluarga," kata Wahyudi.

Tembok setinggi tiga meter yang berada di bagian depan rumah menjadi alasan mengapa warga tak lagi sering memanfaatkan rumah tersebut.

"Buat warga malah kurang (memanfaatkan) karena mereka untuk jalannya agak susah," kata Wahyudi.

Tembok itu, kata Wahyudi, telah berdiri sejak 2015 silam. Ia mengatakan lahan, di balik tembok itu kini difungsikan sebagai lahan parkir. Padahal, sebelumnya lahan itu dapat diakses bebas oleh warga.

Wahyudi selaku perwakilan warga dan keluarga sebelumnya juga sudah meminta akses kepada pemilik lahan. "Kita minta jalan dua meter saja enggak dikasih buat warga," katanya.

Ia juga mengaku sudah menempuh jalur birokratif, mulai dari kelurahan hingga provinsi, tetapi hasilnya nihil. "Kita sudah usaha mati-matian, apa boleh buat kita ikhlaskan saja," ujar Wahyudi.

Akibatnya, tak banyak warga yang mengetahui bahwa sosok sekaliber Benyamin dilahirkan di tempat itu.

Tak banyak pula orang yang mencari tahu lokasi kelahiran Benyamin. "Paling keluarga atau media-media saja yang ingin meliput," katanya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/03/05/18562331/mengunjungi-rumah-kelahiran-benyamin-di-kemayoran

Terkini Lainnya

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Megapolitan
Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Megapolitan
Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Megapolitan
Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Megapolitan
Heru Budi Usul Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Usul Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Megapolitan
6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

Megapolitan
Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Megapolitan
Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Megapolitan
Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Megapolitan
Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Megapolitan
DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Megapolitan
Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke