Salin Artikel

Saat Ojek Online Bicara soal Arti Solidaritas yang Sesungguhnya...

Salah satunya kasus perusakan mobil Nissan X-Trail oleh massa ojek online di underpass Senen pada Rabu (28/2/2018) malam. Pengemudi ojek online, Gusti (35) menyayangkan aksi brutal tersebut.

"Pertama, mungkin karena situasi di lapangan kondisinya dipacu jadi panas. Kedua, kenapa sih enggak pakai kepala dingin. Itu yang kami sayangkan banget," kata Gusti.

Aksi tersebut berawal dari iring-iringan pengantar jenazah pengendara ojek online yang meninggal dunia karena kecelakaan di jalan layang Pesing.

Gusti menceritakan, perkumpulan ojek online memang memiliki jiwa solidaritas tinggi ketika ada rekan mereka yang mengalami musibah.

"Kalau pengawalan itu memang sudah komitmen kita. Solidaritas aja. Biasanya tiap komunitas punya aturan buat pengawalan jenazah. Kayak enggak boleh bikin suara sirine, kan sirine punya polisi," terang Gusti.

Namun, ia menyayangkan aksi solidaritas malam itu berubah menjadi aksi brutal karena emosi.

Hal senada dikatakan ojek online lainnya, Tiwi (31). Menurut Tiwi, massa yang melakukan perusakan tidak mengerti makna dari kata solidaritas yang diartikan sebagai ikatan kuat dalam hubungan kemanusiaan.

"Kalau ngerti arti solidaritas pasti enggak bakal begitu," kata Tiwi.

Ia berasumsi bahwa emosi pengemudi ojek online dalam aksi tersebut terpancing karena kelelahan setelah seharian bekerja dan mengantar jenazah rekannya yang meninggal dunia.

Aksi ojek online lainnya yang menjadi sorotan adalah pengeroyokan terhadap anak jalanan di Jalan Pangeran Tubagus Angke, Tambora, Jakarta Barat pada 13 Febuari 2018. Enam ojek online menyerang dengan menewaskan seorang anak jalanan.

Kejadian itu juga berawal dari rasa ingin membantu teman ojek online yang pernah menjadi korban penjambretan. Namun, cara yang dilakukan mereka tidak dibenarkan.

Beno (50) sebagai pembina komunitas ojek online Komando Lintas Barat (KLB) Tambora mengatakan kalau pelaku bukanlah dari kelompoknya.

"Itu bukan anggota kami. Mereka oknum preman yang merusak nama baik ojek online," kata Beno.

Beno bersama anggotanya memegang komitmen untuk tidak bertindak gegabah di jalanan. Ia mengatakan, anggota dari KLB sebanyak 30 orang yang berasal dari perusahaan ojek berbeda yakni GoJek, Grab dan Uber. 

Mereka berkomitmen agar perkumpulannya bermanfaat. Misalnya, mereka melakukan aksi penggalangan dana untuk membantu korban longsor di Brebes, Jawa Tengah selama sepekan terakhir. Mereka telah mengumpulkan sekira Rp 3 juta dari target Rp 8 juta.

Beno menambahkan harapannya agar para ojek online atau dikenal dengan sebutan ojol bisa menyalurkan aksi positif.

"Menurut saya beberapa (pengemudi) ojol merasa punya pasukan dan solid. Tapi kesolidannya disalahartikan. Kalau solid ya harusnya bisa membenahi yang salah, mereka enggak perlu sembarangan bertindak," terang Beno.

Selain itu, ada pula pengemudi yang memilih tidak ikut kegiatan berkelompok. Supriadi misalnya, ia mengaku telah tiga tahun menjadi ojek online. Namun, ia menolak untuk mengikuti kegiatan berkelompok yang dilakukan oleh teman-temannya. 

"Saya enggak ikutan yang begitu-begitu. Saya single fighter enggak gabung kegiatan komunitas. Saya yang penting cari rezeki halal bener-bener dan istri tahu," kata Supriadi.

Ia pun enggan bergabung dengan grup aplikasi WhatsApp yang biasa digunakan komunitas untuk berkoordinasi. 

"Saya cuma ikut satu, itu juga karena tempat pangkalan dekat rumah. Tapi saya menolak buat dimasukin ke grup WA. Saya enggak mau ikutan yang kumpul-kumpul, mending pulang ke rumah," kata Supriadi. 

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/03/07/07131801/saat-ojek-online-bicara-soal-arti-solidaritas-yang-sesungguhnya

Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke