LPAI mengetahui hal itu setelah mendapat keterangan dari FA (13), salah satu anak yang diadopsi CW sejak kecil.
"Selama dirawat CW, FA tidak bisa baca dan tulis," ujar Indryarko saat dihubungi, Selasa (6/3/2018).
Ia mengatakan, FA baru bisa membaca, menulis, serta berkomunikasi baik setelah diajari R, salah satu warga yang merawat FA setelah melarikan diri dari CW.
Adapun FA melarikan diri karena mengaku dianiaya CW.
Indryarko mengatakan, FA termasuk anak yang pintar dan cepat tanggap. Hal itu terbukti dari cepatnya FA belajar serta bagaimana ia menjelaskan detail perlakuan yang dialaminya beserta keempat anak lainnya.
"FA ini anak yang pintar, dia bisa menceritakan kronologinya secara jelas dan gamblang di depan kami, dia masih ingat. Kedua, FA ini membaca bisa lancar," ujarnya.
Adapun CW menggandeng kuasa hukum, Edi Danggur untuk mendampinginya dalam kasus tersebut.
Namun, saat dikonfirmasi Kompas.com, Edi masih enggan berkomentar terkait kasus yang membelit kliennya itu.
"Nanti kami undang saat konferensi pers," ujar Edi.
Kapolres Jakarta Pusat Kombes Roma Hutajulu mengatakan, dari pemeriksaan terhadap CW dan kelima anak yang diadopsinya, diketahui kelima anak tersebut sempat disekolahkan tetapi kemudian berhenti di tengah jalan.
Polisi mengamankan CW dan empat orang anak di salah satu hotel di Jakarta Pusat pada Rabu (28/2/2018).
Sebelumnya, laporan ini didapatkan dari LPAI berdasarkan laporan seorang warga bernama R yang menduga CW melakukan eksploitasi terhadap anak-anak adopsinya.
R mengetahui hal itu dari FA dan melaporkan hal tersebut ke LPAI. Kemudian, LPAI menindaklanjuti laporan ke polisi.
Mendapat laporan tersebut, polisi kemudian mendatangi hotel yang dimaksud. Di dalam satu kamar hotel, polisi menemukan CW dan empat anak lainnya. Keempat anak tersebut berinisial RW (14), OW (13), EW (10), dan TW (8).
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/03/07/07362381/cw-diduga-tidak-menyekolahkan-5-anak-adopsinya