Salin Artikel

Pihak Ahok Akan Hadirkan Lagi Saksi untuk Kuatkan Dalil Perceraian

Dalam persidangan hari ini, majelis hakim mendengar kesaksian  seorang pendeta yang dihadirkan kuasa hukum Ahok.

Pada persidangan pekan sebelumnya, Fifi cukup terbuka menyampaikan hasil persidangan yang digelar secara tertutup itu.

"Sudah ada kesaksian Bapak Pendeta, tapi lebih baik itu private ya. Itu confidencial ya, enggak usah dijelasin lagi," kata Fifi usai persidangan.

Ia mengatakan, persidangan akan dilanjutkan Rabu pekan depan.

"Sidang tanggal 14, nanti kami lihat ya (agendanya). (Pengajuan bukti) sepertinya begitu," ujar Fifi.

Humas PN Jakarta Jootje Sampaleng secara terpiah mengatakan, pada persidangan Rabu pekan depan kuasa hukum Ahok masih meminta untuk menghadirkan saksi. Jootje mengatakan, hal tersebut mengindikasikan, kuasa hukum Ahok ingin memperkuat dalil-dalil yang telah disampikan dalam gugatan cerai tersebut.

"Kalau dia ingin membuktikan berarti dia inginnya membuktikan secara akurat ya, dalil-dalilnya. Majelis hakim masih memberikan kesempatan," kata Jootje.

Ahok menggugat cerai Vero ke PN Jakarta Utara pada awal Januari 2018. Selain menggugat cerai Vero, Ahok juga menuntut hak asuh anak.

Dalam persidangan, Ahok tidak bisa hadir karena masih menjalani hukuman dua tahun penjara di Rutan Mako Brimob Depok terkait kasus penodaan agama.

Vero juga tidak hadir dan hanya menitipkan surat yang berisi seluruh keputusan diserahkan kepada kebijaksanaan hakim.

Kuasa hukum Ahok telah menghadirkan tiga saksi, dua saksi berasal dari staf Ahok dan satu saksi merupakan pendeta yang juga menjadi mediator antara Ahok dan Vero.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/03/07/13370171/pihak-ahok-akan-hadirkan-lagi-saksi-untuk-kuatkan-dalil-perceraian

Terkini Lainnya

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke