Salin Artikel

Menyusuri Rusun KS Tubun yang Menanti Dihuni...

Berdasarkan pantauan Kompas.com pada Senin (12/3/2018), saat memasuki area lapangan depan rusun, lapangan masih dipenuhi rumput.

Bangunan rusun sudah kokoh berdiri dengan cat dan jalanan cor yang rapi.

Masih dalam keadaan sepi, hanya terlihat beberapa anak yang tinggal di sekitar rusun bermain di halaman.

Ada pula ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) Bambu Kuning di halaman rusun.

Lantai 1 berisi kantor pengelola, ruang taman belajar pendidikan anak usia dini (PAUD), ruang kesehatan, aula, dan bank yang masih kosong.

Di lantai 2 dan 3 berisi ruang usaha yang berderet dengan total 113 ruang.

Beberapa blok ruang usaha masih tertutup rolling door dan terlihat dilengkapi wastafel.

Selanjutnya, untuk tiap ruang hunian per unit terdiri dari dua kamar tidur, satu ruang tamu, dapur, kamar mandi, dan teras kecil untuk jemuran.

Ada 524 unit hunian.

Memasuki area hunian, fasilitas perawatannya terlihat terjaga baik.

Lift berfungsi baik, meski masih berdebu.

Angin sepoi-sepoi ikut menyejukkan sepanjang lorong dan ruang hunian dari jendela yang terbuka.

"Di sini enggak usah pasang AC juga sudah dingin, anginnya kencang kayak di pinggir pantai. Ventilasi ke ruang-ruangnya juga sudah bagus," ujar Agus. 

Lampu sudah menyala di sepanjang lorong. 

Strategis

Lokasi Rusunawa KS Tubun dinilai strategis karena dekat stasiun dan pasar Tanah Abang.

Dari halaman rusun, terdengar suara kereta yang sedang melintas.

Area rusun dengan stasiun dibatasi jalan inspeksi dan Kali Ciliwung.

Rusunawa KS Tubun mulai dibangun 2014 dan baru selesai pada awal 2016.

Setelah setahun didirikan, rusun tersebut belum dihuni dan hanya dijaga petugas pemeliharaan gedung, petugas kebersihan, dan keamanan.

Ia bersama petugas 8 orang kebersihan, 10 mekanik, dan 10 petugas keamanan mulai aktif bekeja sejak Februari 2017.

Menanti penetapan tarif sewa

"Sekarang ini kendalanya terkait penetapan tarif. Sekarang kami lebih menunggu Pergub dulu, kalau enggak dihuni keburu rusak," kata Surahman.

Pihaknya bersama tim pengembangan bangunan rusun non fisik telah menetapkan prediksi tarif sewa Rp 1.700.000 per bulan.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/03/12/20255931/menyusuri-rusun-ks-tubun-yang-menanti-dihuni

Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke