Indra Kusuma, seorang pedagang di sekitar kantor BNN mengatakan, kejadian itu terjadi pukul 19.30.
Ia menyebut kebocoran pipa gas itu terjadi secara tiba-tiba.
"Enggak ada, enggak ada tanda-tanda sama sekali. Tiba-tiba saja menyembur begitu sampai 3 meter. Bunyinya kayak suara helikopter," kata Indra saat ditemui Kompas.com, Selasa (13/2/2018).
Ia mengatakan, gas bukan satu-satunya yang keluar dari lokasi kebocoran.
Gumpalan lumpur cokelat kehitaman juga tersembur dari sana.
"Warna bentuknya kayak lumpur Lapindo lah," ujarnya.
Sementara, bau gas langsung menyengat di sekitar lokasi kejadian. Bau tersebut tercium hingga radius 100 meter dari lokasi kebocoran.
Indra menuturkan, aroma pipa gas bocor seperti bau gas Elpiji yang biasa ditemukan di rumah-rumah.
Akibatnya, para pedagang kaki lima yang mangkal di depan kantor BNN langsung melarikan diri.
Mereka khawatir akan terjadi kebakaran menyusul kebocoran gas tersebut.
"Mau nyalain korek atau rokok enggak boleh, bisa terbakar. Itu pedagang-pedagang juga pada kabur semua, yang dagang makanan, kan, ada kompor, tuh, ya, pada kabur takut kebakar" kata Indra.
Satu jam berlalu dari pukul 19.30, lumpur dan gas masih tersembur dari lokasi kebocoran.
Indra mengatakan, saat itu, belum ada yang berani mendekati lokasi kebocoran.
"Jadi selama 1 jam pertama itu dibiarkan saja karena pada takut, ngeri, kan, bau gas begitu," ujarnya.
Upaya penambalan dimulai ketika backhoe proyek LRT tiba.
Indra mengatakan, lokasi kebocoran ditimbun tanah yang diangkut backhoe.
Perlahan-lahan, semburan gas dan lumpur mulai mereda.
Memasuki pukul 22.00, suasana mulai kondusif.
Semburan sudah tidak muncul lagi dan masyarakat mulai berani mendekat.
Jalan MT Haryono yang sempat ditutup sudah bisa diakses pukul 23.00. Tak ada korban akibat kejadian tersebut.
"Paling kotor-kotor doang kena lumpur," kata Indra.
Indra mengatakan, proyek LRT di depan kantor BNN setiap harinya dikerjakan mulai pukul 17.00 hingga menjelang fajar.
Hal itu dilakukan supaya proyek tidak mengganggu kegiatan perkantoran di sana.
Sebagai warga yang sehari-hari beraktivitas di dekat proyek LRT, Indra meminta para pekerja proyek dapat mengutamakan keamanan dalam bekerja.
"Harapannya, sih, lebih teliti saja, jangan sampai warga yang jadi rugi kalau ada kecelakaan-kecelakaan begini. Untung saja ini yang bocor bukan gas alam, kalau gas alam habis kita kayak di Lapindo," ujarnya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/03/13/15394841/tiba-tiba-menyembur-gas-sampai-3-meter-suaranya-seperti-suara-helikopter