Salin Artikel

Polisi Akan Gali Awal CW Adopsi 5 Anak dan 10 Tahun Menginap di Hotel

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono mengatakan, pemeriksaan yang rencananya dilakukan pada Senin (19/3/2018) siang ini merupakan pemeriksaan lanjutan terhadap CW pada Jumat pekan lalu.

Pemeriksaan sempat dihentikan sementara karena kondisi kesehatan CW yang tidak terlalu baik.

"Kondisi yang bersangkutan tidak terlalu fit dan ada kegiatan juga. Rencananya nanti (dilakukan) pemeriksaan tambahan. Kita tunggu saja apa kah yang bersangkutan nanti hadir atau tidak," ujar Argi di Mapolda Metro Jaya, Senin siang.

Argo mengatakan, pemeriksaan tambahan tersebut masih terkait bagaimana CW mendapatkan kelima anak yang diadaopsinya tersebut. Selain itu, polisi akan memberikan keterangan bagaimana CW bisa berpindah-pindah dari satu hotel ke hotel yang lain selama lebih dari 10 tahun.

"Untuk CW kami sudah lakukan pemeriksaan Hari Jumat. Kami dasarnya pemeriksaan bagaimana mendapatkan kelima anak itu, lalu bagaimana bisa berpindah dari satu hotel ke hotel yang lain," ujar Argo.

Sebelumnya, ada dugaan bahwa CW melakukan penganiayaan terhadap lima anak adopsinya. Hal itu diketahui setelah seorang anak adopsinya yang berinisial FA (14) melarikan diri dari Hotel Le Meridien, Jakarta Pusat, tempat mereka menginap dan melaporkan hal tersebut kepada warga berinisial Y.

Kepada Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), FA mengaku telah mendapatkan sejumlah perlakuan kasar dari CW. Remaja itu mengatakan, ia dipukul, mendapat perlakuan diskriminatif karena mengidap penyakit kronis hingga disekap di kamar hotel saat CW dan tiga anak adopsi lainnya berlibur ke luar negeri.

Awalnya, kasus itu ditangani penyidik Polres Jakarta Pusat. Namun, kasus itu dilimpahkan ke penyidik Subdit Renakta Polda Metro Jaya karena polisi perlu memeriksa sejumlah hotel di kawasan Jakarta Barat dan Jakarta Pusat yang selama bertahun-tahun menjadi tempat menginap CW bersama lima anak adopsinya.

Jumat (16/3/2018) lalu penyidik memanggil CW untuk menjalani pemeriksaan lanjutan. Pemeriksaan dilakukan pada pukul 13.00 WIB hingga 21.00 WIB.

Bersama CW turut hadir Riska yang mengaku sebagai keponakan CW, pembantu CW bernama Siti, dan dua orang pengacara bernama Andi Alfian Nurman dan Bambang KE.

CW membantah disebut telah menganiaya anak adopsinya. Ia menyebut laporan tersebut sebagai fitnah. Menurut dia, adopsi lima anak yang ia lakukan atas dasar kemanusiaan belaka.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/03/19/13120441/polisi-akan-gali-awal-cw-adopsi-5-anak-dan-10-tahun-menginap-di-hotel

Terkini Lainnya

Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA : Edukasi Anak Sejak Dini Cara Minta Tolong

Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA : Edukasi Anak Sejak Dini Cara Minta Tolong

Megapolitan
Ditipu Oknum Polisi, Petani di Subang Bayar Rp 598 Juta agar Anaknya Jadi Polwan

Ditipu Oknum Polisi, Petani di Subang Bayar Rp 598 Juta agar Anaknya Jadi Polwan

Megapolitan
Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Megapolitan
Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Megapolitan
Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Megapolitan
Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Megapolitan
Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Megapolitan
Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Megapolitan
Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di 'Busway', Polisi Masih Selidiki

Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di "Busway", Polisi Masih Selidiki

Megapolitan
Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Megapolitan
Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Megapolitan
Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Megapolitan
Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Megapolitan
Bikin Surat Perjanjian dengan Jakpro, Warga Sepakat Tinggalkan Rusun Kampung Susun Bayam

Bikin Surat Perjanjian dengan Jakpro, Warga Sepakat Tinggalkan Rusun Kampung Susun Bayam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke