Salin Artikel

Ramai-ramai Telat ke Kantor Imbas Rekayasa Lalin "Underpass" Matraman

Mereka mengaku terjebak dalam kemacetan parah selama berjam-jam, baik di dalam transjakarta maupun yang menggunakan mobil pribadi.

"Tadi di dalam bus, orang-orang sudah sampai panik semua karena telat ke kantor," ucap Ambar, salah satu penumpang transjakarta yang turun mencari ojek online.

Ambar mengaku terjebak macet hampir dua jam dari Jalan Pemuda menuju simpang Matraman.

Penumpang lain yang telat datang ke kantor adalah Diro. Pemuda yang bekerja dekat Atrium Senen ini mengaku sudah telat hampir satu jam.

"Saya berangkat pukul 06.45 kalau tidak salah dari Kampung Melayu. Masuk kantor pukul 08.30, sekarang sudah 09.15, sudah sibuk cari alasan telat ke atasan untuk ngantor," ujarnya.

Diro akhirnya memutuskan memesan ojek online. Diro meyakini banyak warga yang telat datang ke kantor imbas rekayasa lalu lintas uji coba underpass Matraman.

"Coba lihat satu bus ada berapa puluh orang yang telat, belum dengan bus lainnya," tambah Diro.

Warga lainnya, Rini, juga mengeluhkan kemacetan parah  menuju Matraman Dalam arah Jalan Tambak.

"Ini parah, Mas, tidak gerak sudah sejam terlambat. Padahal, kantor saya di Senen biasanya cuma 20 menit dari Matraman naik transjakarta," ucapnya yang menunggu ojek online di Simpang Matraman.

Bahkan, salah satu pengendara sepeda motor yang kesal sempat berteriak kepada petugas yang sedang mengatur lalu lintas.

"Ini sudah kaya terminal, Pak, bus numpuk, mobil numpuk," ucapnya sambil melintas ke arah Jatinegara.

Seperti diketahui, Dinas Perhubungan DKI Jakarta melakukan sejumlah rekayasa lalu lintas menyusul dibukanya underpass Matraman. Salah satu penyebab panjangnya kemacetan karena ada beberapa perubahan alur perjalanan.

Salah satunya di simpang Tambak dan Megaria. Kendaraan yang menuju Jalan Proklamasi yang tadinya satu arah, kini diberlakukan dua arah.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/04/10/11573871/ramai-ramai-telat-ke-kantor-imbas-rekayasa-lalin-underpass-matraman

Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Megapolitan
Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Megapolitan
Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Megapolitan
Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Megapolitan
Profesinya Kini Dilarang, Jukir Liar di Palmerah Minta Pemerintah Beri Pekerjaan yang Layak

Profesinya Kini Dilarang, Jukir Liar di Palmerah Minta Pemerintah Beri Pekerjaan yang Layak

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Lepas 8.000 Jemaah Haji dalam Dua Gelombang

Pemprov DKI Jakarta Lepas 8.000 Jemaah Haji dalam Dua Gelombang

Megapolitan
Jukir Minimarket: Jangan Main Ditertibkan Saja, Dapur Orang Bagaimana?

Jukir Minimarket: Jangan Main Ditertibkan Saja, Dapur Orang Bagaimana?

Megapolitan
Rubicon Mario Dandy Turun Harga, Kini Dilelang Rp 700 Juta

Rubicon Mario Dandy Turun Harga, Kini Dilelang Rp 700 Juta

Megapolitan
Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor Ditembak Polisi karena Melawan Saat Ditangkap

Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor Ditembak Polisi karena Melawan Saat Ditangkap

Megapolitan
Warga Cilandak Tangkap Ular Sanca 4,5 Meter yang Bersembunyi di Saluran Air

Warga Cilandak Tangkap Ular Sanca 4,5 Meter yang Bersembunyi di Saluran Air

Megapolitan
Dijanjikan Diberi Pekerjaan Usai Ditertibkan, Jukir Minimarket: Jangan Sekadar Bicara, Buktikan!

Dijanjikan Diberi Pekerjaan Usai Ditertibkan, Jukir Minimarket: Jangan Sekadar Bicara, Buktikan!

Megapolitan
Soal Kecelakaan SMK Lingga Kencana, Pengamat Pendidikan : Kegiatan 'Study Tour' Harus Dihapus

Soal Kecelakaan SMK Lingga Kencana, Pengamat Pendidikan : Kegiatan "Study Tour" Harus Dihapus

Megapolitan
FA Nekat Bunuh Pamannya Sendiri di Pamulang karena Sakit Hati Sering Dimarahi

FA Nekat Bunuh Pamannya Sendiri di Pamulang karena Sakit Hati Sering Dimarahi

Megapolitan
Minta Penertiban Juru Parkir Liar Dilakukan secara Manusiawi, Heru Budi: Jangan Sampai Meresahkan Masyarakat

Minta Penertiban Juru Parkir Liar Dilakukan secara Manusiawi, Heru Budi: Jangan Sampai Meresahkan Masyarakat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke