Salin Artikel

Pembangunan Puluhan Sekolah dan RS Masih Menunggu Diteken Anies

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Aset Daerah DKI Jakarta Ahmad Firdaus mengatakan, hingga April 2018, sejumlah sekolah dan rumah sakit yang sudah dianggarkan akan direhabilitasi, masih belum bisa dibangun lantaran menunggu tanda tangan dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

"Ini (menunggu) Pak Gubernur tanda tangan nilai limitnya," kata Firdaus, kepada Kompas.com, Jumat (13/4/2018).

Dalam rapat mengevaluasi lambannya penyerapan anggaran bersama Komisi E DPRD DKI Jakarta pertengahan Maret 2018 lalu, Dinas Pendidikan mengaku sudah bersurat ke BPAD soal penghapusan aset 94 sekolah yang akan direhabilitasi sejak Oktober lalu.

Penghapusan aset ini harus dilakukan, agar konstruksi bisa dimulai. Ribuan siswa sekolah itu, sudah menumpang belajar di gedung lain.

Sedangkan Dinas Kesehatan menyatakan, sudah meminta agar 12 gedung puskesmas dan rumah sakit dihapus asetnya, agar bisa segera dibangun yang baru.

Firdaus menjelaskan, nilai anggaran dievaluasi oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Negara. Setelah itu, Gubernur menandatangani limit atau plafon anggaran rehabilitasi dalam Keputusan Gubernur.

Setelah keluar Keputusan Gubernur, Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang DKI Jakarta baru bisa melakukan lelang.

"Mungkin kalau bulan ini selesai, bisa langsung pelelangan dan konstruksi, kan. Soalnya kalau berdasarkan limit, waktu masih memungkinkan (tepat waktu). Ini sudah di meja Pak Gubernur, kok," ujar Firdaus.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/04/13/17081701/pembangunan-puluhan-sekolah-dan-rs-masih-menunggu-diteken-anies

Terkini Lainnya

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke