Tampaknya, Danen memiliki minat terhadap rambu-rambu. Lukisan yang dia buat juga banyak yang bertema rambu-rambu. Danen awalnya menceritakan lukisan rambu elektronik yang dia buat. Dia bertanya kepada Anies tentang rambu elektronik itu.
"Ini kok enggak ada rambu-rambu elektronik? Kok enggak ada Pak Anies?" tanya Danen.
"Enggak ada ya? Nanti kita lihat ya," kata Anies.
Ibu Danen membujuk anaknya untuk menyudahi pertanyaannya. Ibunda Danen mengajak anaknya untuk menyelesaikan pertanyaannya melalui surat.
Anies kemudian bertanya apa yang dimaksud Danen dengan rambu elektronik. Ibu Danen mengatakan rambu elektronik maksudnya yang memiliki lampu dan bukan rambu plastik.
Namun, Danen tidak mendengarkan ibunya. Danen terus saja bertanya kepada Anies.
"Pak Anies kok enggak ada nih rambu elektronik? Kenapa Pak Anies jelasin dong, kok enggak jawab, diam aja," ujar Danen.
Anies dan yang lainnya jadi tertawa. Anies menjelaskan kepada Danen bahwa rambu yang ada di Jakarta umumnya merupakan penunjuk biasa.
Pertanyaan Danen kemudian tiba-tiba beralih ke Tol Kertosono. Anak berusia 16 tahun itu bertanya apakah Anies yang membuka tol tersebut. Lucunya, Danen tidak menyebut Anies dengan panggilan 'Bapak'.
"Itu yang buka siapa? Yang buka Anies bukan?" tanya Danen.
Ibu Danen sedikit terkejut dan langsung mencolek anaknya. Anies hanya tertawa mendengar semangatnya Danen dalam mengajukan pertanyaan.
"Kalau di luar Jakarta bukan saya," kata Anies.
Pertanyaan Danen kemudian kembali membahas soal rambu-rambu elektronik. Danen bertanya kenapa lampu rambu tidak menyala.
Sampai akhirnya Anies bertanya di mana Danen melihat rambu yang lampunya mati itu. Danen menjawab dia melihatnya di Margonda, Depok.
"Ya nanti saya coba tanya ya sama (pemerintah) Depok ya," kata Anies.
"Harusnya dikasih lampu dong," kata Danen.
Anies meladeni pertanyaan-pertantaan Danen dengan sabar dan ramah.
Anies sebelumnya mengatakan anak-anak dengan autisme umumnya memiliki keterampilan berbeda.
Mereka bisa jadi memiliki kelebihan yang berbeda dari orang kebanyakan. Dia juga meminta masyarakat tidak menggunakan istilah autisme dalam konotasi negatif.
"Jadi mari kita memandang sebagai sesuatu yang positif, sebagai keterammpilan yang berbeda," ujar Anies.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/04/24/19482701/ketika-anies-hadapi-pertanyaan-anak-autisme-yang-bertubi-tubi