Salin Artikel

Mami Papi Bisnis "Esek-esek" di Kalibata City Dapat Rp 200.000

Keduanya bisa dibilang sebagai fasilitator yang membuat bisnis ilegal tersebut berjalan lancar selama satu tahun. Mulai dari menyediakan para terapis, mencari konsumen, kamar ekseskusi, sampai menyuplai kondom.

Bicara soal keuntungan, rupanya sudah ada perjanjian bagi hasil antara terapis dan kedua mucikari tersebut. Hal ini diungkapkan Wadirkrimum Polda Metro Jaya AKBP Ade Ary.

"Mami papi atau mucikari dapat Rp 200.000 dalam tiap transaksi, sedangkan terapisnya dapat Rp 300.000," katanya saat jumpa pers di Polda Metro Jaya, Minggu (6/5/2018).

Menurut dia, konsumen dibebankan biaya sekali esek-esek sebesar Rp 500.000. Sementara para mucikari tersebut sudah mulai beroperasi sejak pukul 09.00 WIB hingga subuh.

"Kalau soal keuntungan nanti dulu, tapi yang jelas mereka mulai beroperasi dari pukul 09.00 WIB pagi sampai subuh," ujarnya.

Ketika ditanya jumlah terapis siap saji yang ditawarkan oleh keduanya, Kanit IV Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKP Rovan Richard Mahanu mengatakan, jumlahnya kurang lebih 11 wanita.

"Yang kami periksa ada sekitar 11 wanita, usia mereka masih tergolong muda, di bawah 27 tahun," ucapnya.

Rovan menyebutkan, para wanita tersebut berasal dari beberapa wilayah di Pulau Jawa.

Mengenai bagaimana prosesnya sampai bisa terlibat dalam dengan para mucikari tersebut masih didalami.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/05/06/22305561/mami-papi-bisnis-esek-esek-di-kalibata-city-dapat-rp-200000

Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke