Salin Artikel

Yang Dirindukan dari Sosok PK Ojong, Sang Pendiri Kompas...

Sikap kesederhanaan, jujur, tegas, dan rasa selalu bersyukur merupaka sifat yang sangat melekat dari sahabat Jakob Oetama itu.

Anak bungsu Ojong, Mariani menceritakan bagaimana sosok ayahnya yang tegas, keras, tapi sangat menyayangi anak-anaknya. Mariani mengatakan, Ojong kerap memberikan pengajaran hidup dari teladan para tokoh-tokoh dunia.

"Yang paling dirindukan tentunya cerita-ceritanya karena beliau tidak mendidik kami dengan kata-kata atau wejangan, tapi banyak memberikan cerita-cerita mengenai orang-orang besar," ujar Mariani usai ziarah ke makam PK Ojong di Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Kamis (28/6/2018).

Ziarah tersebut juga dihadiri CEO Kompas Gramedia Liliek Oetama, Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas Rikard Bagun, Pimpinan Redaksi Haria Kompas Budiman Tanuredjo, dan Direktur Bisnis Harian Kompas Lukas Widjaja.

Didikan yang disampaikan Ojong kepada anak-anaknya tak terlepas dari hobinya membaca. Mariani mengatakan, Ojong sangat suka membaca buku-buku sejarah dan buku-buku keagamaan.

Saat Ojong meninggal, kata Mariani, tergeletak sebuah buku agama di atas dadanya. Buku itu terbuka seperti habis dibaca sebelum sang ayah meninggal.

"Motonya beliau adalah carilah dahulu kerajaan Allah dan itu diambil dari injil dan itulah yang beliau begitu tekankan ke kami keluarganya. Carilah dulu kerajaan Allah baru sisanya akan Allah berikan," ujar Mariani.

Sosok yang peduli

Dibalik sosok Ojong yang tegas dan keras, tersimpan kelembutan di dalam dirinya. Mariani mengatakan, suatu ketika Ojong pernah menemui seorang karyawannya yang terlambat masuk kerja. Ojong sempat menanyakan alasan keterlambatan karyawan tersebut.

"Kita di Kompas ini sederhana dan mungkin dari awalnya ayah saya dan Pak Jakob memberikan citra yang sederhana dan pikiran yang baik seperti itu," ujar Mariani.

53 tahun Kompas berdiri

Mariani teringat 53 tahun silam atau saat umurnya masih 4 tahun, Ojong dan Jakob memulai legacy mereka dengan mendirikan Harian Kompas.

Harapan Mariani agar Kompas yang merupakan peninggalan ayahnya itu tetap menjadi penunjuk arah seperti harapan awal Kompas didirikan.

"Kompas tidak boleh capek, karyawan semua termasuk yang muda, dan berkarya terus untuk negeri," ujar Mariani.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/06/28/14031481/yang-dirindukan-dari-sosok-pk-ojong-sang-pendiri-kompas

Terkini Lainnya

Banyak Warga Berbohong: 'Ngaku' Masih Tinggal di Jakarta, Padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: 'Ngaku' Masih Tinggal di Jakarta, Padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika Cs ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika Cs ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke