Salin Artikel

Akhir Perjalanan Penjambret di Cempaka Putih yang Tewaskan Korbannya

SH menyerahkan diri sepekan setelah aksi penjambretan yang menewaskan seorang penumpang ojek online bernama Warsilah, Minggu (1/7/2018).

SH mengatakan, alasannya menyerahkan diri karena takut ditembak polisi. SH juga merasa resah saat mengetahui penumpang ojek online itu tewas karena perbuatannya. SH mengaku, kerap terbayang akan korbannya.

"Saya enggak nyangka, Pak, kayak selalu ada bayang-bayang (korban) yang ngikuti di mana-mana," ujar SH di Mapolres Jakarta Pusat.

Mengintai sejauh 3 kilometer

SH telah mengincar Warsilah sejak melintas di kawasan Rawasari, Jakarta Pusat.

Warsilah dijambret dan tewas di Jalan Ahmad Yani, Jakarta Pusat, atau sekitar 3 kilometer dari lokasi pertama SH memantau.

SH menjadikan Warsilah sebagai target karena melihat tas perempuan itu yang diletakkan di tengah tempat duduk, antara korban dan pengemudi ojek online.

SH yang mengendari sepeda motor kemudian memepet Warsilah dan langsung menarik tas yang tidak terjaga.

Secara spontan, Warsilah menahan tas miliknya. Beberapa saat sempat terjadi tarik-tarikan antara SH dan Warsilah. Namun, karena tenaga SH yang lebih kuat, Warsilah ikut tertarik sehingga akhirnya terjatuh.

Baru tahu korban meninggal

SH mengaku baru mengetahui korbannya tewas tiga hari setelah kejadian. Tewasnya Warsilah diketahui SH dari informasi di televisi. SH mengatakan, sebelum mengetahui kematian Warsilah, perasaan SH masih biasa saja. Hal itu berubah setelah SH mengetahui Warsilah meninggal dan ia menjadi buronan polisi.

SH yang merupakan sopir angkot jurusan Pulogadung-Kota memutuskan untuk tidak bekerja dan lebih memilih wara wiri menaiki sepeda motor karena merasa tidak nyaman dengan kondisi tersebut.

Menyerahkan diri dan minta maaf

Tidak kuat dengan tekanan, SH memutuskan untuk mendatangi rumah pamannya yang berada di Jagakarsa, Jakarta Selatan. SH menceritakan kejadian itu kepada pamannya. Setelah berdiskusi cukup lama, SH memutuskan untuk menyerahkan diri.

"Perasaan saya tidak senang, sayang merasa bersalah. Saya menyesal, saya mau bertobat," ujar SH.

SH mengaku menyesal atas aksi penjambretan yang menyebabkan perempuan itu tewas. SH mengatakan, ia akan meminta maaf kepada keluarga Warsilah jika nanti mereka bertemu.

SH mengatakan, ia hanya berniat merampas tas Warsilah dan tidak berniat membuat Warsilah terjatuh lalu meninggal dunia.

"Saya mau minta maaf sebesar-besarnya atas perbuatan saya. Saya menyesal dan mengaku salah," kata SH.

Menyasar kawasan Cempaka Putih

SH memilih kawasan Cempaka Putih sebagai lokasi penjambretan karena kondisi di kawasan tersebut cukup sepi, khususnya pada akhir pekan. SH telah delapan kali melakukan penjambretan dan hampir semuanya di Cempaka Putih. Khususnya pada akhir pekan, kata SH, arus lalu lintas di kawasan itu cukup sepi sehingga memudahkan dia melakukan aksinya.

SH menyasar perempuan yang menggunakan tas tangan saat berkendara atau tas yang diletakan di pangkuan penumpang.

Jika hasil jambretannya berupa ponsel, SH mengaku bakal menjualnya di situs jual beli online, dengan kisaran harga Rp 500.000.

Ponsel yang dijualnya dengan harga murah, lebih cepat laku meski tidak memiliki kelengkapan seperti kotak maupun kartu garansi.

SH mengatakan, uang penjualan hasil kejahatannya lalu digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Pekerjaannya sebagai sopir angkot jurusan Pulogadung-Kota dinilai tidak bisa mencukupi kebutuhannya.

Setelah melakukan aksinya, SH biasa membuang tas milik korban ke sejumlah kali di Jakarta Pusat dan Jakarta Timur. Hal itu guna menghilangkan barang bukti atas tindakan kriminal yang dilakukan.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/07/10/14234201/akhir-perjalanan-penjambret-di-cempaka-putih-yang-tewaskan-korbannya

Terkini Lainnya

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke