Salin Artikel

Kisah Pasukan Oranye di Balik Warna-warni Mural Asian Games...

JAKARTA, KOMPAS.com - Waktu menunjukkan pukul 11.30 WIB, Rabu (25/7/2018). Enam orang berseragam oranye tampak sibuk bekerja di sekitar perempatan Pondok Indah Mall, Jakarta Selatan.

Ada yang mengecat, ada pula yang membuat sketsa gambar di dinding glassfiber reinforced cement (GRC). Mereka seolah tak menghiraukan matahari yang sedang terik-teriknya.

Saat itu, mereka baru selesai membersihkan coretan-coretan vandalisme yang mengotori mural bertema Asian Games karya mereka.

Keenam orang itu tak lain adalah petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) Kelurahan Pondok Pinang, Jakarta Selatan, atau yang dikenal sebagai pasukan oranye.

Setyo cs mulai menggambar mural Asian Games 2018 sejak Jumat (20/7/2018). Mereka pertama kali menggambar mural di perempatan Lebak Bulus.

Selesai itu, pekerjaan serupa dilakukan di perempatan Pondok Indah Mall, Senin (23/7/2017). Belum rampung pengerjaan mural di kawasan Pondok Indah, Setyo mendapat kabar mural karya mereka dicorat-coret, Rabu dini hari, sekitar pukul 02.15 WIB.

Setyo langsung bergegas, hendak menghalangi aksi vandalisme itu. Namun, pelaku vandalisme sudah pergi, meninggalkan banyak coretan menggunakan piloks dan kapur tulis.

Ada tulisan "F**k You Public Enemy", "You Buff, I Buff", dan tulisan-tulisan kecil lainnya.

"Kemarin baru pengerjaan hari kedua di sini. Jam 02.15 dapat kabar dicorat-coret, saya langsung ke sini. Pas disamperin, orangnya sudah enggak ada," ujar Setyo, saat berbincang dengan Kompas.com.

Keenam pasukan oranye itu bertindak cepat. Pagi harinya, mulai pukul 07.00 WIB, mereka membersihkan coretan-coretan vandalisme itu dengan mengecatnya.

Mereka kemudian melanjutkan menggambar mural di kawasan Pondok Indah tersebut. Obyek yang digambar yakni maskot Asian Games Bhin Bhin, logo Asian Games, ikon-ikon cabang olahraga yang dipertandingkan, tugu Monas, hingga peralatan bermain bulutangkis.

Tak hanya di Pondok Indah, mural di Lebak Bulus juga rupanya dicorat-coret. Namun, mural di sana belum dibersihkan karena akan dijadikan bukti laporan polisi terkait aksi vandalisme.

Kesal dan kecewa 

Aksi vandalisme yang dilakukan orang tidak bertanggung jawab itu membuat para pasukan oranye kesal. Hasil jerih payah mereka menggambar di tengah teriknya matahari seolah tak dihargai.

"Kesal, tapi ya gimana lagi. Kami seharian capek-capekan, panas-panasan bikin mural Asian Games, terus dicorat-coret," kata Setyo.

Pasukan oranye lainnya, Muhajar, mengaku kecewa dengan aksi tak bertanggung jawab itu.  "Kami sudah kerja, namanya kami ada seninya, terus dirusak sama orang lain, kan kecewa. Kami berkreasi, dihancurin orang lain, ya kecewa juga," ucap dia.

Para pasukan oranye itu menggambar mural Asian Games di kawasan Kelurahan Pondok Pinang mulai pukul 07.00 sampai 15.00 WIB, sama seperti jam kerja pada biasanya.

Namun, tak jarang mereka melebihi batas waktu kerja karena terlalu asyik menggambar. "Jam kerjanya tetap, kadang-kadang kalau lukis gini lewat (melebihi jam kerja), keasyikan ngecat jadi enggak mikirin jam," kata pasukan oranye yang lain, Yacub.

Saat ditugaskan menggambar mural, pekerjaan sehari-hari membersihkan sarana dan prasarana umum dikerjakan pasukan oranye yang lain. Kuncinya, mereka berbagi tugas.

"Yang bersih-bersih ada (petugas PPSU) yang lain. Kami kan ada 98 PPSU di Kelurahan Pondok Pinang, yang ngerjain mural kira-kira ada 7 orang," tutur Muhajar.

Tak dapat gaji tambahan

Para pasukan oranye yang ditugaskan menggambar mural tidak mendapatkan gaji tambahan. Sebab, jam kerja mereka tetap seperti biasanya, hanya tugasnya yang berubah.

"Enggak (ada tambahan gaji), gaji UMP, Rp 3,6 juta," kata Lurah Pondok Pinang Hendi Nopriyadi.

Hendi menyampaikan, total ada 10 petugas PPSU yang ditugaskan menggambar mural Asian Games. Mereka ditugaskan bergiliran.

Hendi menugaskan pasukan oranye yang memang bisa menggambar atau melukis. "Saya tanya yang bisa ngelukis siapa, masing-masing ada nunjuk, 'Ini jago, Pak.' Ada 10 orang yang bisa lukis. Mereka asyik kan pada hobi, enggak hitung-hitungan," ujar Hendi.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/07/26/05000091/kisah-pasukan-oranye-di-balik-warna-warni-mural-asian-games-

Terkini Lainnya

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke